Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Jakarta Menurun, tapi Angka Kematian Tak Melandai

Kompas.com - 03/11/2020, 13:25 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di Jakarta cenderung menurun dalam beberapa waktu terakhir. Kendati demikian, angka kematian akibat Covid-19 cenderung stagnan dan tak ikut melandai.

Dalam dua pekan terakhir, baru dua kali penambahan kasus harian di Ibu Kota menyentuh angka lebih dari 1.000 kasus.

Tren penurunan kasus mulai terlihat sepekan setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai dilakukan.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Cenderung Turun, Apakah Sudah Terkendali?

Pada 17 Oktober, kasus harian Covid-19 mulai menurun ke angka 974 kasus. Tren kasus harian tak lebih dari 1.000 kasus per hari kemudian terus berlanjut.

Pada 24 Oktober barulah kasus harian kembali meningkat jadi 1.062 kasus.

Hari selanjutnya, kasus harian Covid-19 di Ibu Kota kembali menurun.

Barulah pada Senin (2/11/2020) kemarin, kasus Covid-19 di Jakarta kembali melonjak di angka 1.024 kasus.

Baca juga: Akankah Libur Panjang Kembali Berujung pada PSBB Jakarta?

Pada periode yang sama, angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta tidak menunjukkan tanda-tanda melandai.

Dalam dua pekan terakhir, kematian akibat Covid-19 per harinya berada di kisaran angka belasan sampai 20-an kasus.

Pada Senin kemarin, ada 18 orang yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.

Baca juga: Delapan Bulan Pandemi, 161 Petugas Medis Meninggal akibat Covid-19

Penambahan itu menyebabkan total 2.291 orang yang meninggal akibat Covid-19.

Jika dilihat dari total jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19, jumlahnya akan lebih besar.

Tak Ada Penurunan?

Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, penurunan kasus positif Covid-19 harusnya berpengaruh kepada angka kematian yang juga menurun.

Oleh karena itu, ia menilai masih tingginya angka kematian justru mengonfirmasi bahwa kasus Covid-19 sebenarnya belum turun.

Masih banyak kasus yang belum bisa terdeteksi.

"Justru tingginya angka kematian ini menunjukkan kasus belum turun, malah cenderung banyak kasus yang belum terdeteksi sehingga terjadilah kematian," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Usai Liburan, Ketersediaan Kamar di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Masih Cukup

Dicky menilai, kasus Covid-19 saat ini ibarat gunung es, hanya sebagian yang terlihat ke permukaan karena berhasil dideteksi.

Sementara itu, banyak kasus yang tidak terdeteksi, khususnya pada orang tanpa gejala (OTG).

Banyak OTG yang tak sadar telah terpapar Covid-19 dan menjadi penyebar virus kepada kelompok rentan.

"Ini indikator valid yang menunjukkan kontradiksi dengan adanya penurunan kasus. Jadi penurunam itu bukan hal yang sesungguhnya terjadi," kata Dicky.

Perkuat tes dan pelacakan

Untuk menekan angka kematian akibat Covid-19, Dicky menekankan bahwa Pemprov DKI harus terus menggencarkan tes dan pelacakan kasus yang disebut testing, tracing, dan treatment (3T).

Dengan metode itu, Pemprov DKI bisa menemukan sebanyak-banyaknya kasus positif Covid-19 di lingkungan masyarakat, mengisolasi atau merawat pasien sehingga tak menyebarkan SARS-CoV-2, khususnya kepada kelompok rentan.

"Yang harus dilakukan tidak ada lain selain penguatan testing, tracing, treatment sehingga kasus makin banyak ditemukan," kata dia.

Baca juga: UPDATE 2 November: Ada 9.062 Kasus Aktif Covid-19 di DKI Jakarta

Dicky menilai tes Covid-19 di DKI Jakarta sudah relatif baik ketimbang daerah lainnya.

Di saat daerah lain belum bisa mencapai standar organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengetes satu orang per 1.000 penduduk per pekan, DKI Jakarta sudah jauh melesat.

Sepekan terakhir, Pemprov DKI sudah melakukan tes swab atau polymerase chain reaction (PCR) kepada 52.181 orang, lima kali lipat standar WHO.

Kendati demikian, Dicky mengingatkan, positivity rate di Jakarta masih cukup tinggi.

Baca juga: PSBB DKI Jakarta Diklaim Bikin Tingkat Hunian RS Darurat Wisma Atlet Menurun

Dari keseluruhan orang yang telah dites, ada 9,9 persen yang dinyatakan positif Covid-19.

"Belum lima persen. Malah yang ditarget itu 1-3 persen. Ini menggambarkan kasus yang belum terdeteksi di masyarakat masih sangat banyak," kata Dicky.

Untuk menurunkan positivity rate ini, Dicky menyarankan pemprov DKI meningkatkan lagi kapasitas testing.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Anies Minta RW Data Warga yang Bepergian Saat Libur Panjang

Meski sudah lima kali lipat standar WHO, Dicky menilai testing yang dilakukan di Ibu Kota belum sesuai dengan eskalasi pandemi.

Strategi lanjutan dari testing itu, yakni tracing atau pelacakan, juga belum maksimal.

"Tracing juga belum sesuai, target WHO kan 40 persen minimal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com