Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pandemi Berdampak pada Kehidupan Masyarakat Urban?

Kompas.com - 14/11/2020, 07:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat kehidupan masyarakat urban berubah drastis karena tekanan yang datang dari berbagai penjuru, termasuk dari aktivitas yang dikerjakan secara online maupun offline.

Salah satu persoalan yang dihadapi penduduk kota besar, yakni gangguan kesehatan mental dan emosional.

"Temuan kualitatif dengan metode fenomenologi mengungkapkan bahwa warga mengalami stres. Mereka merasakan himpitan luar biasa. Para informan menyampaikan, mereka mengalami tekanan dari dua dunia, offline dan online sekaligus, layaknya burger," ujar peneliti Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati saat memaparkan hasil penelitiannya, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: 10 Cara Menghilangkan Stres Berat agar Kembali Bahagia

Devie mencontohkan tekanan yang dihadapi ibu-ibu muda di kota besar. Selain tekanan hidup dengan berbagai tuntutan finansial, seorang ibu juga harus memastikan pendidikan anaknya di rumah tetap berjalan baik.

Kemudian, pandemi juga berdampak pada pekerja kantoran. Perubahan pola kerja cenderung membuat pekerja tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat.

Pekerjaan yang sebagian dilakukan offline dan online, bisa dilakukan di luar kewajaran. Misalnya bekerja pada malam hari, bahkan saat libur atau akhir pekan.

Baca juga: Kenali Tanda dan Cara Menghilangkan Stres Saat Merawat Orang Sakit

"Mereka melihat dorongan kehidupan nyata dan maya berlangsung dalam satu waktu," ujar Devie.

Hobi baru

Pada konteks kehidupan urban sebelum pandemi, keluarga kecil rata-rata jarang bersama untuk jangka waktu yang panjang.

Devie menuturkan, durasi untuk tatap muka seorang ayah, ibu, dan anak umumnya hanya berlangsung sesaat karena faktor kesibukan.

Baca juga: Rebahan hingga Pelihara Cupang, Riset Peneliti UI Ungkap 15 Hobi Baru Saat Pandemi

Lantas, selama masa awal pandemi, mereka seakan dipersatukan kembali di rumah, menghadapi satu sama lain selama 24 jam.

"Begitu mereka kembali bertemu untuk waktu yang lama, itu layaknya orang lain," kata Devie.

"Title-nya mungkin ayah, ibu, anak, sepupu, dan sebagainya, tetapi ketika semua di rumah, mereka jadi harus saling mengenal lagi satu sama lain dan itu bukan perjuangan yang mudah," tambahnya.

Dalam situasi penuh tekanan, tak sedikit orang mengalihkan stres ke aktivitas lain.

Penelitian Devie dengan menganalisis 140 juta percakapan di media sosial selama hampir 8 bulan, menemukan ada 15 aktivitas baru yang menyeruak di masa pandemi sebagai pengalih stres.

Baca juga: Punya Hobi Baru, Titi Kamal Keranjingan Rawat Tanaman Hias

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com