TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Debat perdana kandidat Pilkada Tangerang Selatan 2020 telah digelar pada Minggu (22/11/2020) kemarin.
Tiga pasangan calon yang berlaga saling unjuk gigi dengan memaparkan visi dan misi hingga menawarkan program yang akan dijalani ketika terpilih.
Dalam debat yang mengangkat tema “Mewujudkan Masyarakat Tangsel yang Sehat, Berkarakter, Maju dan Sejahtera” kemarin, masing-masing kandidat saling beragumen dan mengkritik apa yang disampaikan pesaingnya.
Bahkan, kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan saat ini tak luput dari kritik yang disampaikan para pasangan calon dalam debat kandidat.
Baca juga: Aksi Benyamin-Pilar dalam Debat Pilkada Tangsel, Pamer Prestasi Petahana hingga Umbar Janji
Kritik kepada Pemkot Tangerang Selatan dalam debat kandidat pertama disampaikan oleh pasangan calon nomor urut dua, Siti Nur Azizah-Ruhamaben, ketika perkenalan diri dan penyampaian visi misi yang dibawa oleh pasangannya.
Azizah yang menjadi kandidat wali kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2020 ini menyinggung soal banyaknya pekerjaan rumah Pemkot saat ini dan tumbuhnya budaya oligarki di Tangerang Selatan.
“Sudah 12 tahun berdiri banyak pekerjaan rumah yang belum selesai yang harusnya selesai dalam lima tahun awal pembentukan Tangerang Selatan. Bahkan, berkembang budaya oligarki,” kata Azizah dalam debat kandidat.
Selain itu, Azizah juga menyoroti adanya ketimpangan pembangunan di Tangerang Selatan. Pemkot selama ini belum berhasil menyeimbangkan pengembangan infrastruktur yang dilakukan sektor swasta.
Baca juga: Banyak PR Tak Selesai, Azizah-Ruhamaben Sebut Tangsel Kota Autopilot
“Pemerintah belum mampu mengimbangi para pengembang swasta dalam menghadirkan infrastruktur yang baik,” ungkapnya.
Memasuki sesi tanya jawab, pasangan calon nomor urut satu Muhamad–Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) menyinggung soal rumitnya birokrasi perizinan di Tangerang Selatan di bawah kepemimpinan Wali Kota Airin Rachmi Diany dan wakilnya, Benyamin Davnie.
Calon wali kota Muhamad mengatakan, pelayanan perizinan yang seharusnya diatur atau difokuskan menjadi satu pintu justru terasa seperti di banyak pintu dan banyak atap.
"Pelayanan satu pintu satu atap, tapi ternyata banyak pintu banyak atap dan ternyata banyak tempat-tempat yang lain yang tidak jelas pelayanannya," ujar Muhamad.
Tidak hanya itu, mantan Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan ini juga menilai permasalahan pelayanan yang disorotinya terjadi karena sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Pemkot kurang terdidik.
"SDM jadi satu hambatan, masih banyak yang belum kita didik, belum banyak kita berikan pelayanan yang sangat maksimal," kata dia.
Untuk itu, kata Muhamad, pasangan Muhamad-Sara akan menghadirkan pelayanan satu pintu di Tangerang Selatan sekaligus menggratiskan biaya untuk pelayanan perizinan.