Dari 6.021 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi sebanyak 4.417 tempat tidur, atau sama dengan 73 persen dari total keseluruhan tempat tidur yang tersedia.
"Keterpakaian ruang ICU sudah mencapai 70 persen atau 591 sudah terisi dari 841 kapasitas maksimalnya," kata Anies.
Pemprov DKI Jakarta juga memberikan informasi rinci terkait tingkat keterpakaian fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 tersebut.
Pemprov DKI Jakarta mencatat data 98 RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta per 21 November 2020 sebagai berikut:
1. 19 RSUD memiliki total ruang isolasi 1.554 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 68 persen dan total ruang ICU 230 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.
2. 9 RS Vertikal Kemenkes memiliki total ruang isolasi 652 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 63 persen dan total ruang ICU 165 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.
3. 6 RS TNI/Polri memiliki total ruang isolasi 796 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 73 persen dan total ruang ICU 130 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 43 persen.
4. 6 RS BUMN/Kementerian lain memiliki total ruang isolasi 745 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 73 persen dan total ruang ICU 143 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 76 persen.
5. 58 RS Swasta memiliki total ruang isolasi 2.265 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 81 persen dan total ruang ICU 173 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.
Jika peningkatan penularan Covid-19 berbanding lurus dengan keterisian ruang isolasi dan ICU, maka tingkat penularan akan berbanding terbalik dengan tingkat kepatuhan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.
"Berdasarkan data dari FKM UI, kami melihat terjadi stagnasi bahkan penurunan kedisiplinan masyarakat dalam perilaku 3M," kata Anies.
Baca juga: Anies Sebut Kedisiplinan Masyarakat Terapkan Protokol Kesehatan Menurun
Dia menjabarkan kepatuhan memakai masker pada 19 Oktober lalu di angka 75 persen, menurun 70 persen pada 26 Oktober, dan terus menurun 60 persen 2 November lalu.
Kepatuhan memakai masker kembali meningkat pada 9 November di angka 65 persen, dan pada 16 November kembali di angka 70 persen.
Begitu juga kepatuhan masyarakat dalam penerapan menjaga jarak yang tercatat terus mengalami penurunan.
Pada 19 Oktober, tingkat kepatuhan menjaga jarak 70 persen, pada 26 Oktober menjadi 65 persen, 2 November menjadi 55 persen, 9 November tetap 55 persen, dan 16 November menjadi 60 persen.
Terakhir, angka kepatuhan mencuci tangan berada di angka yang masih rendah, 19 Oktober di angka 40 persen, 26 Oktober menjadi 30 persen, 2 November tetap 30 persen, 9 November naik jadi 35 persen, dan 16 November kembali ke 40 persen.
"Data tersebut sesungguhnya sejalan dengan data peningkatan kasus harian di DKI Jakarta," kata Anies.
Dengan berkurangnya kepatuhan, maka akan semakin banyak penularan yang terjadi di Jakarta. Itulah sebabnya, kata Anies, jika penggunaan masker meningkat, disiplin menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan, akan terjadi pengurangan penularan Covid-19.
"Ini adalah ikhtiar bersama, masyarakat disiplin 3M, kami di pemerintah akan terus menggalakkan 3T (tracing, tracking, treatment)," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.