Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hence, Penyelam Relawan Cari Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air Demi Bantu Keluarga

Kompas.com - 13/01/2021, 19:49 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) menggetarkan hati Hence Kertajaya, salah satu penyelam relawan dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).

Hence menjadi satu dari banyaknya penyelam yang ikut terlibat dalam pencarian korban dan material pesawat yang terhampar di lautan.

Kepada Kompas.com, Hence menceritakan pengalamannya saat mengevakuasi korban dan material pesawat.

Pada Minggu (10/1/2021), Hence bersama penyelam lain berangkat ke titik lokasi pencarian menggunakan kapal KM Wisnu.

Baca juga: Sosok Okky Bisma, Korban Sriwijaya Air SJ 182 Itu di Mata Ayahnya

"Saya berangkat Minggu, kebetulan saya karena keadaan darurat langsung berangkat ke sana (JICT II, Tanjung Peiok). Jadi saya sendiri dari POSSI kemudian gabung dengan Basarnas," kata Hence saat diwawancara melalui sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).

Hence bercerita, meski cuaca sedang baik saat itu, namun lumpur yang tebal cukup mengambat para penyelam dalam operasi pencarian.

"Cuaca sangat baik enggak terlalu berombak, cuma permasalahan yang kami hadapi itu saat kami berada di dalam air, karena di bawah itu lumpurnya sangat tebal," tutur dia.

"Jadi visibility-nya juga sangat kurang sekali, sehingga apa yang kami cari itu juga tidak maksimal," sambungnya.

Baca juga: Dua Korban Sriwijaya Air Kembali Teridentifikasi, Atas Nama Indah Halimah Putri dan Agus Minarni

Para penyelam hanya diberikan waktu maksimal 20 menit di dalam air untuk mencari serpihan pesawat atau potongan tubuh korban.

Hence menyebut, ia diwajibkan untuk berdampingan dengan penyelam lain saat di bawah air.

"Karena berkaitan dengan kondisi alam yang di bawah air itu keruh ya dan kesulitan orientasi karena jarak pandang terbatas, untuk keamanan memang kita wajib melakukan penyelam itu didampingi sama mitra selam minimal 2 orang," kata dia.

"Dan itu juga kita saling terkait menggunakan bodyline. Kebetulan saya bertiga dan kami semuanya terikat dalam satu bodyline itu supaya kami tidak terpisah," lanjutnya.

Karena jarak pandang terbatas, Hence mengatakan dia harus berhati-hati saat mencari material ataupun potongan tubuh korban.

Saat itu, Hence dan tim berhasil menemukan potongan tubuh korban dan satu tas yang berisi Suran Ijin Mengemudi (SIM) milik korban.

Hence menjelaskan, saat di dalam air penyelam dibebaskan untuk memilih apa saja yang ingin dibawa ke atas air.

Hal itu dilakukan untuk menghindari traumatis ketika penyelam mengevakuasi potongan tubuh korban.

"Waktu sebelum turun kami di briefing dulu bagaimana kalau kita menemukan organ tubuh ataupun bagian tubuh yang ada nah di situ memang ada dua hal yang penting," ujar Hence.

"Kita mau tolong boleh tapi kalau kita ragu-ragu untuk mengambilnya itu juga enggak apa-apa, karena apa yang terpenting adalah jangan sampai karena kita takut menjadi nantinya traumatis yang panjang," tambahnya.

Baca juga: Aturan dan Jenis Santunan Ahli Waris Korban Kecelakaan Sriwijaya Air

Namun, saat itu Hence mengaku sudah bertekad untuk membantu hingga berhasil membawa potongan tubuh korban ke permukaan air.

"Tapi ya Puji Tuhan memang karena tekad dan niat saya, saya datang untuk menolong ya sejauh ini enggak ada masalah apa-apa enggak ada keraguan untuk mengambil bagian tubuh itu," ucap Hence.

"Kelegaan saya ketika bisa mengangkat bagian tubuh itu ke atas permukaan dan diserahkan kepada Basarnas. Temuan itu kan sangat ditunggu sama keluarga korban," ujarnya.

Saat mengevakuasi korban, Hence diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan dan penutup kepala sebagai perlindungan diri dari bakteri di dalam laut.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Hence menjadi penyelam relawan.

Hence merupakan instruktur penyelam yang juga berprofesi sebagai wiraswasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com