"Kami sudah melakukan pengecekan kondisi diantaranya dengan rontgen dan hasilnya cukup bagus," tuturnya.
Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Positif Covid-19 Usai Divaksinasi, Satgas: Tak Ada Kaitan dengan Vaksin
Informasi serupa disampaikan Dadang yang menyebut Pradi mengalami gejala ringan berupa batuk, flu, dan demam.
"Beliau sejak semalam dirawat di RSUD Kota Depok dan kondisinya sampai saat ini dalam keadaan stabil," kata Dadang, Minggu.
Melalui keterangan video, Dadang menegaskan bahwa fakta Pradi mendapatkan vaksin tidak ada hubungannya dengan kepastian Wakil Wali Kota Depok itu positif Covid-19.
"Tidak ada kaitannya dengan vaksin. Kami tidak menghubungkan dampak vaksinasi dengan terpaparnya Covid-19 pada Pak Wakil Wali Kota," kata Dadang.
Dia juga mengindikasikan, antibodi Pradi belum sempurna terbentuk meski telah menerima satu kali vaksin.
"Yang kami tahu, vaksinasi itu harus dilakukan sebanyak dua kali agar terbentuk antibodi secara maksimal," ungkap Dadang.
Karena itu, Dadang menekankan agar warga Depok tetap siap dan bersedia disuntik vaksin Covid-19.
"Masyarakat Kota Depok khususnya, tidak perlu takut dengan vaksinasi gelombang kedua. Kami imbau kepada masyarakat untuk melakukan prokes secara ketat dan tak perlu khawatir dengan vaksin," pungkas Dadang.
Pendapat serupa diutarakan Devi, yang menyatakan bahwa antibodi Pradi belum terbentuk sehingga menyebabkan dirinya terpapar virus tersebut.
"Karena kan memang baru dosis pertama yang bersifat pengenalan dulu, selanjutnya harus disuntikan dosis kedua sebagai booster sampai pada akhirnya antibodi terbentuk," ujar Devi.
Devi menilai, siapapun seperti Pradi yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac masih dapat dinyatakan positif Covid-19. Bahkan, hal itu juga bisa menimpa para penerima vaksin dosis kedua.
"Pada suntikan kedua pun vaksin belum bisa bekerja dengan maksimal, masih harus menunggu tiga sampai empat minggu kemudian," jelasnya.
Devi juga membeberkan bahwa kekebalan tubuh setiap penerima vaksin berbeda-beda sehingga proses setelah menerima vaksinasi turut dipengaruhi oleh kondisi tubuh seseorang.
"Yang tadi saya jelaskan, bahwa kondisi tubuh masing-masing orang berbeda. Selain itu juga, vaksin dosis pertama yang diterima pun terbilang baru atau belum lama, tentu semuanya butuh proses," kata Devi.
(Reporter: Singgih Wiryono, Vitorio Mantalean / Editor: Nursita Sari)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.