Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengkarut Fasilitas Pejalan Kaki di Jakarta di Tengah Gembar-gembor Revitalisasi JPO Karet Sudirman

Kompas.com - 01/02/2021, 10:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru saja mengumumkan rencana revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) Karet Sudirman, Jakarta Pusat.

Fasilitas yang terletak di jalan protokol Ibu Kota tersebut, yakni Jalan Sudirman, akan dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, mulai dari kamera CCTV hingga elevator yang mampu mengangkut beban hingga 3.000 kilogram.

Selain itu, JPO yang akan menggunakan tema Kapal Pinisi tersebut juga akan hadir dengan fasilitas Jembatan Penyeberangan Sepeda (JPS) sekaligus Galeri Apresiasi bagi pejuang pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah merenovasi sejumlah JPO yang terletak di Jalan Sudirman, seperti JPO Gelora Bung Karno dan JPO Bundaran Senayan, sehingga memiliki desain futuristik.

Di samping itu, jembatan-jembatan di atas juga dilengkapi fasilitas canggih, seperti elevator untuk mempermudah mobilitas pejalan kaki, terutama penyandang disabilitas.

Baca juga: Pemprov DKI Revitalisasi JPO Karet Sudirman, Bertema Kapal Pinisi untuk Kenang Nakes

Sengkarut fasilitas pejalan kaki di sisi lain Ibu Kota

Di tengah gembar-gembor proyek peremajaan JPO di pusat Ibu Kota tersebut, ternyata masih banyak fasilitas pejalan kaki yang kurang ramah pengguna di Jakarta.

Suhartini (66), warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, merasakan sulitnya akses saat melewati JPO di Simpang Lima Senen. Menurut dia, rute jembatan tersebut terlalu panjang dan curam bagi orang berusia lanjut, seperti dilansir Kompas.id.

Suhartini kerap menghindari turun di Halte Senen yang punya banyak anak tangga. Bagi dia, JPO di kawasan itu kurang ramah bagi lansia.

"Lutut saya sering sakit kalau naik tangga JPO yang terlalu curam. Mungkin karena faktor usia sudah 66, ya," tutur pekerja di Menteng, Jakarta Pusat, itu.

Selama bertahun-tahun menggunakan fasilitas pejalan kaki, perempuan ini juga kerap terganggu dengan okupansi kendaraan bermotor dan pedagang kaki lima di trotoar.

Baca juga: JPO Karet Sudirman Akan Direvitalisasi untuk Kenang Nakes, Warganet: Apa Hubungannya?

Masalah serupa juga dirasakan Aldo (24). Hal tersebut membuatnya kurang nyaman saat berjalan kaki, tetapi Aldo memilih untuk mengalah dan berjalan agak minggir ke jalan raya.

"Saya pribadi sebenarnya kurang nyaman (dengan fenomena tersebut), apalagi pengojek kadang berderet di trotoar begitu. Daripada berantem, mendingan saya yang minggir saja," ujar perawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, itu.

Hasil pantauan Kompas.id di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, memperlihatkan badan trotoar yang disesaki pedagang kaki lima.

Fasilitas selebar empat meter yang seharusnya didedikasikan untuk pejalan kaki itu, dipenuhi lapak pedagang. Trotoar yang bisa diakses pejalan kaki hanya tersisa sekitar setengah meter.

Baca juga: Revitalisasi JPO Karet Sudirman Bertema Kapal Pinisi Gunakan Dana KLB

Masukan dari Koalisi Pejalan Kaki

Gerakan Koalisi Pejalan Kaki memandang fasilitas pejalan kaki di Jakarta saat ini masih kurang ramah bagi pengguna, terutama bagi kaum disabilitas dan lansia.

"Fasilitas seperti JPO sebenarnya masih kurang ramah pengguna. Kami mendorong lebih banyak lagi pelican crossing di Jakarta demi akses pejalan kaki yang lebih beradab," ujar Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus.

Suasana pelican crossing yang menjadi akses ke Halte Tosari, Senin (28/12/2020). Keberadaan pelican crossing membuat calon penumpang bus transjakarta dapat mengakses halte dengan mudah tanpa perlu naik turun tangga penyeberangan orang (JPO).Kompas.com/Alsadad Rudi Suasana pelican crossing yang menjadi akses ke Halte Tosari, Senin (28/12/2020). Keberadaan pelican crossing membuat calon penumpang bus transjakarta dapat mengakses halte dengan mudah tanpa perlu naik turun tangga penyeberangan orang (JPO).

Pelican crossing adalah singkatan dari pedestrian light controlled crossing.

Secara sederhana, fasilitas ini dapat diartikan sebagai zebra cross yang dilengkapi dengan alat kontrol lampu pengatur lalu lintas di tempat penyeberangan jalan.

Pelican crossing lebih ramah pengguna karena tidak mewajibkan pejalan kaki untuk menaiki jembatan terlebih dahulu demi menyeberang jalan. (Kompas.id/Aditya Diveranta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Fasilitas Pejalan Kaki di Jakarta Masih Kurang Ramah Pengguna".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com