Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Bukti Kepemilikan, Laporan Kasus Anjing Dicuri dan Diseret Pemotor Ditolak Polsek hingga Polda Metro

Kompas.com - 03/02/2021, 11:47 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Yayasan Natha Satwa Nusantara lagi-lagi mengalami kesulitan saat melaporkan kasus penyeretan dan pencurian seekor anjing ke Polda Metro Jaya pada Selasa (2/2/2021).

Direktur Operasional Yayasan Natha Satwa Nusantara Anisa Ratna mengatakan, laporannya ditolak Polda Metro karena pihaknya tidak memiliki bukti kepemilikan anjing tersebut.

"Mesti punya bukti kepemilikan, karena katanya (pihak kepolisian), kalau penyiksaan hewan saja kurang buktinya, soalnya anjingnya (juga) enggak ada," kata Anisa melalui pesan singkat, Selasa malam.

Alasan yang sama juga disampaikan Polsek Curug, Polres Metro Tangerang Kota, dan Polresta Tangerang Selatan kepada Anisa saat dia melaporkan kasus itu.

Polsek dan dua polres tersebut juga menolak laporan Anisa.

Baca juga: Fakta-fakta Kasus Anjing Diseret Pengendara Motor, Hewan Curian hingga Laporan Ditolak Polisi

Padahal, Anisa menyatakan bahwa pihaknya telah menunjukkan sebuah foto aksi penyeretan yang terjadi ke Polda Metro Jaya.

Selain itu, Anisa juga menunjukkan sebuah video yang menampilkan anjing itu ke aparat kepolisian.

"Udah diserahin (videonya), tapi tetap enggak bisa katanya," tutur dia.

Pihak kepolisian kemudian menyarankan Anisa membuat dokumen kepemilikan anjing di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Tegal Alur terlebih dahulu.

"Kayak butuh surat gitu. Sarannya sih dibuatkan dulu (surat kepemilikan)," imbuh Anisa.

Oleh karena itu, Anisa dan timnya hendak membuat bukti kepemilikan anjing di BKSDA tersebut.

"Mau coba ke BKSDA. Semoga bisa bantu bikin surat kepemilikan," ucap Anisa.

Baca juga: 5 Kasus Kekerasan Hewan di Jabodetabek, Makan Kucing Hidup-hidup hingga Seret Anjing Pakai Tali

Sebelumnya diberitakan, sang pemilik anjing sudah melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian dibantu oleh Yayasan Natha Satwa Nusantara pada Senin (1/2/2021).

Akan tetapi, laporan itu justru ditolak oleh polsek dan polres karena ada surat kepemilikan anjing tersebut.

Selain alasan tersebut, kata Anisa, faktor tempat peristiwa itu terjadi juga menjadi permasalahan lain.

Pasalnya, penyeretan itu awalnya dilakukan di Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, dan diduga diseret sampai wilayah Kota Tangerang, Banten.

Sehingga, yayasan tersebut serta pemiliknya harus membuat laporan ke Polresta Tangerang Selatan. Sebab, Curug masih berada di wilayah administratif Polresta Tangerang Selatan.

Namun, laporan tersebut kembali ditolak oleh Polresta Tangerang Selatan dengan alasan yang sama, yakni tidak ada bukti kepemilikan anjing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com