JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tingkat kematian akibat kasus Covid-19 di DKI Jakarta terbilang rendah.
Kata Anies, salah satu alasan tingkat kematian di Jakarta bisa rendah karena testing Covid-19 di DKI Jakarta cukup tinggi.
"Perlu kami sampaikan di sini, di DKI Jakarta tingkat kematian itu 1,6 persen. Salah satu sebab mengapa tingkat kematian itu bisa rendah karena pertama testingnya tinggi sehingga terdeteksi awal," tutur Anies dalam keterangan suara, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Saat Pemerintah Klaim Kasus Positif, Kasus Aktif, dan Angka Kematian Turun Pekan Ini
Selain itu, kata Anies, masyarakat Jakarta yang terpapar Covid-19 mendapat fasilitas isolasi mandiri yang memadai.
Sehingga orang yang terpapar Covid-19 bisa langsung diisolasi dan tidak menularkan Covid-19 ke lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.
"Yang ketiga adalah pertahanan terakhirnya cukup yaitu fasilitas Rumah Sakit," kata Anies.
Dia menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta menambah fasilitas tempat tidur isolasi dan perawatan Covid-19 sehingga menurunkan angka kematian akibat Covid-19.
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 Jakarta Turun Jadi 72 Persen
"Ini bukan sekedar (menambah) tempat tidur tapi juga tenaga medis tapi juga sistem di dalam pengelolaan rumah sakitnya ini poin ketiga terkait dengan penanganan," kata Anies.
Adapun update angka kumulatif kasus Covid-19 di DKI Jakarta saat ini tercatat 303.715 kasus.
Dari kasus tersebut, 274.817 pasien sudah dinyatakan sembuh, 24.173 dalam perawatan atau isolasi, dan 4.725 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Berikut jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia dalam kurun waktu 10 hari terakhir:
1 Februari: 70 pasien meninggal, total 4.337 (tingkat kematian 1,6 persen)
2 Februari: 42 pasien meninggal, total 4.379 (tingkat kematian 1,6 persen)
3 Feburari: 41 pasien meninggal, total 4.420 (tingkat kematian 1,6 persen)
4 Feburari: 41 pasien meninggal, total 4.461 (tingkat kematian 1,6 persen)