Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI Minta Inspektorat Periksa Proses Vaksinasi Covid-19 Helena Lim

Kompas.com - 11/02/2021, 17:48 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengemukakan, Pemprov DKI Jakarta sudah menurunkan petugas Inspektorat untuk memeriksa apakah ada petugas yang "bermain" dalam vaksinasi Covid-19 yang didapatkan oleh selebgram Helena Lim.

"Kami internal sudah turunkan petugas Inspektorat untuk melakukan pengecekan kembali," kata Riza dalam keterangan suara, Kamis (11/2/2021).

Riza mengemukakan, temuan awal menunjukkan petugas dari Pemprov DKI Jakarta sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 sesuai dengan prosedur operasioanl standar yang ada.

Dia ingin memastikan temua awal itu apakah petugas Pemprov DKI sudah melakukan tugas dengan baik.

Baca juga: Anggota DPR Minta Kemenkes Beri Klarifikasi soal Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Helena Lim

 

"Prinsipnya petugas kami sudah berikan, melaksanakan tugas sebaik-baik dan sesuai aturan SOP, dan nanti akan ketahuan siapa yang bersalah apakah ada dari pemilik apotek, yang bersangkutan atau siapa," kata Riza.

Riza juga mengatakan, penting untuk dipahami masyarakat bahwa program vaksinasi Covid-19 disediakan gratis oleh pemerintah.

Karena ketersediaan vaksin saat ini masih terbatas, harus ada prioritas orang-orang yang divaksinasi. Tenaga kesehatan harus diprioritaskan karena merupakan kelompok yang paling berisiko terpapar Covid-19.

"Penting dipahami program vaksinasi gratis bagi semua, namun demikian karena vaksin itu bertahap dan prioritaskan kepada tenaga kesehatan di awal," ucap Riza.

Sebelumnya, Helena Lim lewat akun Instagramnya @helenalim899 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan dia sedang menunggu antrean untuk vaksinasi Covid-19. Tiga orang perempuan dan satu pria yang diduga merupakan keluarga Helena Lim dalam video tersebut menunjukan kartu antrean sebelum disuntik vaksin.

"Lagi antre vaksin, semoga habis vaksin kita bisa kemana-mana, semoga vaksinnya berhasil," kata Helena dalam video yang beredar.

Helena juga menjelaskan akan mendapatkan vaksin tahap kedua dalam dua minggu ke depan.

Videonya itu mendapat sorotan di media sosial karena Helena Lim dinilai bukan orang yang seharusnya mendapat priotas untuk divaksinasi. Da bukan tenaga medis.

Helena Lim dikenal sebagai crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) yang pernah muncul dalam tayangan acara televisi swasta. Tayangan tersebut kemudian mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran dengan menampilkan koleksi barang mewah milik Helena Lim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com