Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kong Ha Hong, Tim Barongsai Indonesia Peraih 5 Gelar Juara Dunia Tetap Beraksi di Pandemi Covid-19

Kompas.com - 12/02/2021, 09:50 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Tahun Imlek terasa kurang lengkap tanpa atraksi tarian singa atau lion dance atau, di Indonesia lebih dikenal dengan nama Barongsai.

Pertunjukan Barongsai menampilkan sejumlah penari dalam kostum singa raksasa, menari diiringi suara-suara nan megah yang dihasilkan alat musik tradisional Cina seperti tambur, lhin, dan jik.

Keindahan atraksi Barongsai kini sulit disaksikan secara langsung, termasuk di momen perayaan Imlek 2572 tahun 2021 akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Lika-liku Barongsai di Indonesia, Tradisi Tionghoa yang Tetap Eksis Setelah Dilarang Orba

Adanya larangan dari pemerintah soal berkerumun demi menekan penyebaran virus SARS-COV-2 tersebut memaksa tim Barongsai untuk sementara tidak dapat menghibur publik secara langsung.

Hal tersebut diungkapkan Jacky Sjarif, Marketing Communication Manager Barongsai Kong Ha Hong.

Bernama lengkap Kong Ha Hong Lion Dance Troupe, tim Barongsai berdomisili di Jakarta tersebut merupakan salah satu grup Barongsai populer di Indonesia.

Bahkan, Tim Barongsai Kong Ha Hong telah menjadi juara dunia sebanyak lima kali. Mereka mengklaim sebagai tim barongsai tersukses di Indonesia.

"Kita jadi juara dunia tahun 2009 di Guang Zhao, China, 2014 di Tangerang, 2015 di Beijing, China, 2017 juga di Tangerang, dan 2019 di Guang Xi, China," kata Jacky kepada Kompas.com, Kamis (11/2/2021).

Sejak berdiri pada 17 Agustus 1999, Kong Ha Hong rutin berkompetisi Barongsai baik di dalam maupun di luar negeri.

Tak hanya berkompetisi, Kong Ha Hong juga rutin tampil selama perayaan Imlek di berbagai mal dan pusat perbelanjaan di Jabodetabek.

Akan tetapi, pandemi Covid-19 memaksa Kong Ha Hong untuk berhenti mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

"Untuk pertandingan, sampai sekarang belum ada dulu," jelas Jacky.

Tampil via daring

Jacky menjelaskan, Kong Ha Hong sempat berhenti berlatih cukup lama karena pandemi.

Para atlet, lanjut Jacky, baru mulai berkumpul dan berlatih kembali menjelang Tahun Baru Imlek.

"Kami sempat meniadakan latihan di pandemi kemarin, tapi menjelang Imlek, kami mulai latihan lagi secara terbatas," ujar Jacky.

Baca juga: Kisah Grup Barongsai Kong Ha Hong, Dilarang Era Orba dan Kini Jadi Juara Dunia

Dia menambahkan, protokol ketat diberlakukan kepada setiap penari selama berlatih, termasuk menjalani rapid test antigen sebelum berlatih.

"(Latihan) seminggu hanya dua kali saja dan atlet yang hadir maksimal hanya 15 orang. Semuanya wajib dites antigen dulu. Latihan pun semua wajib pake masker," paparnya.

Tim Kong Ha Hong, diakui Jacky, mengadakan atraksi Barongsai termasuk untuk merayakan Imlek. Namun, pertunjukan tersebut hanya dapat disaksikan secara daring.

"Kalau pertunjukan di atas tonggak, kami hanya menerima untuk yang tidak live. Jadi, (pertunjukan) hanya untuk live streaming atau taping saja karena kami sangat concern terhadap kerumunan. Biasanya, begitu Barongsai tampil di atas tonggak, pasti penonton langsung berkerumun," kata Jacky.

"Pertunjukan di Imlek tahun ini tetap ada, tapi untuk pertunjukan di atas tonggak, kami hanya beraksi untuk live streaming atau taping saja," tegasnya.

Mewakili Kong Ha Hong, Jacky pun menaruh harapan untuk tahun shio kerbau logam.

"Semua semua diberikan kesehatan dan pandemi ini segera berakhir supaya semuanya bisa kembali normal," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com