JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan liang lahad yang dipersiapkan untuk jenazah Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bambu Apus, Jakarta Timur, tergenang air hujan pada Kamis (18/2/2021) siang.
"Liang lahad yang terisi air hujan itu seluruhnya yang sedang kami persiapkan untuk pemakaman jenazah (Covid-19). Jumlahnya sekitar 30 titik di blad 5," kata Kepala Satuan Pelaksana TPU Bambu Apus, Koko, Kamis, dilansir dari Antara.
Koko mengatakan, awalnya liang lahad tersebut sengaja dipersiapkan pengelola agar mempercepat proses pemakaman.
Baca juga: Kantor Kelurahan Tegal Parang Terendam Banjir hingga Satu Meter
Sebab, jumlah jenazah yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 di TPU Bambu Apus dalam beberapa pekan terakhir cukup tinggi, yakni mencapai 15-30 jenazah per hari.
Sebanyak 40 petugas gali kubur di lokasi, sebut Koko, kewalahan menangani jumlah jenazah yang harus dikuburkan secara manual setiap hari.
Dalam sepekan terakhir, TPU Bambu Apus dapat bantuan alat berat jenis backhoe loader untuk mempercepat proses penggalian liang lahad.
"Tukang gali kuburan kami ada 40 orang, tetapi kan mereka juga harus ada istirahat, sehingga dibantu alat berat dari Pemprov DKI," kata Koko.
Sejak alat berat dioperasikan di TPU Bambu Apus, sekitar 30 liang lahad siap untuk dipakai.
"Namun karena kedatangan jenazah yang dikuburkan pun berkurang, sehingga saat terjadi hujan terisi air liang lahadnya. Sebab dibiarkan terbuka. Selain itu, tanahnya juga tergolong lengket sehingga air tidak mudah meresap ke dalam tanah," ucap Koko.
Baca juga: Banjir Rendam Jalur Rel Stasiun Tebet, Perjalanan KRL dari Bogor Hanya Sampai Pasar Minggu
Koko mengatakan, TPU Bambu Apus semula merupakan lahan perkebunan dengan kontur lahan miring.
Lahan seluas 3.000 meter persegi itu dibuka pada 21 Januari 2021, sebagai pemakaman jenazah Covid-19.
"Sebab di TPU Pondok Ranggon sudah full, jadi alternatifnya ke TPU Bambu Apus," ucap Koko.
Dari total lima blad yang tersedia, empat di antaranya sudah penuh, yakni blad 1, 2, 3, dan 4.
"Yang blad 5 baru saja kami buka untuk menampung sekitar 100 jenazah. Tetapi posisinya ada di lahan miring, jadi kalau hujan otomatis airnya mampir," kata Koko.
Koko memastikan, kondisi liang lahad yang terisi air hujan tidak menghambat proses pemakaman jenazah Covid-19.
"Sebab kami punya dua alat pompa untuk menyedot genangan air di liang lahat sebelum jenazah kami makamkan," ucap Koko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.