JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai tak perlu strategi berlebihan dalam menanggulangi penyebaran virus corona varian B.1.1.7 di Indonesia.
Strategi penanganan pandemi tetap sama, baik dengan datangnya varian virus corona asal Inggris itu maupun tidak, yaitu 3M pada penduduk dan 3T (testing-tracing-treatment atau tes-lacak-isolasi) pada pemerintah.
"Apapun strain-nya, semua harus diisolasi. Virus (corona) yang sudah bermutasi di Indonesia, yang bukan B.1.1.7 juga banyak. Itu sudah diketahui lama, tahun lalu, tapi tidak banyak perubahan," jelas Pandu kepada Kompas.com, Sabtu (6/3/2021).
Baca juga: Virus Corona B.1.1.7 Sudah Menyebar di Jakarta Tanpa Terdeteksi?
Pandu menyoroti, pelaksanaan surveilans 3T oleh pemerintah Indonesia mestinya semakin kuat, sebab virus corona varian B.1.1.7 lebih mudah menular.
Ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah sebab, hingga pandemi telah berlangsung setahun lebih, kemampuan testing/pemeriksaan Indonesia sebagai tahap awal surveilans masih belum mumpuni.
Kemampuan tes PCR Indonesia masih di sekitar ambang minimal yang ditetapkan WHO, yakni 1 per 1.000 orang per pekan. Jumlah itu pun masih didominasi tes yang dilakukan di DKI Jakarta.
Baca juga: Virus Corona B.1.1.7 Muncul di Indonesia, Pemkot Tangerang Sebut 4M Kunci Pencegahan
Bahkan, pada Senin (1/3/2021) lalu, jumlah tes PCR di Indonesia terjun bebas ke angka 18.940 orang, jauh dari target minimal 40.000-50.000 tes per hari.
Dari segi tracing/pelacakan, Indonesia juga gagal memenuhi target lacak minimal 20-30 kontak erat dari 1 kasus konfirmasi positif Covid-19; dengan rata-rata pelacakan kontak erat belum sampai 1 banding 10.
"Bahwa dia (virus corona varian B.1.1.7) lebih mudah menular, kan artinya apa yang ada itu harus dikerjakan. Yang testing saja enggak dikerjain," sebut Pandu.
"Kuncinya diperkuat lah--surveilans, testing, pelacakan kasus harus benar-benar dilakukan dan penduduk juga jangan abai pakai masker. Cara pencegahannya tetap sama," ia menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.