TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Data perkembangan kasus Covid-19 yang dimiliki Pemerintah Provinsi Banten diduga tidak sinkron dengan data yang dimiliki Satuan Gugus Tugas (Satgas) Kota Tangerang Selatan.
Kondisi tersebut diduga menjadi penyebab Tangerang Selatan kembali ditetapkan sebagai zona oranye atau wilayah dengan tingkat penularan Covid-19 sedang.
"Ya mungkin begitu (tidak sinkron). Kami yang terlambat kasih data atau itu penilaiannya dengan data yang minggu kapan, enggak tahu juga nih," ujar Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Wakil Wali Kota Heran Tangsel Masuk Zona Orange Covid-19
Benyamin mengatakan, pihaknya tengah mencari tahu penyebab Tangerang Selatan kembali menjadi zona oranye Covid-19 dan akan mencocokkan data yang dimiliki Satuan Gugus Tugas Covid-19 tingkat kota dengan Provinsi Banten.
"Itu yang lagi kami komunikasikan, tapi kan data-data kami juga turunnya per seminggu," kata Benyamin.
Benyamin sebelumnya menjelaskan, tren kasus Covid-19 di Tangerang Selatan cenderung menurun setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
"Itu yang juga kami heran. Karena angka-angka yang ada, data faktual yang ada di kami turun semua," ujar Benyamin.
Baca juga: Pemkot Tangsel Larang Perusahaan Fasilitasi Karyawan untuk Mudik Lebaran 2021
Dia mencontohkan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi maupun intensive care unit (ICU) untuk penanganan pasien Covid-19 yang menurun.
Kondisi tersebut sejalan dengan meningkatnya angka kesembuhan pasien Covid-19 di wilayah Tangerang Selatan menjadi 91 persen.
"Malah ketersediaan tempat tidur isolasi sudah 54 persen, tempat tidur ICU 70 persen. Angka kesembuhan naik 91 persen, kematian turun. Angka-angka kami bagus kok," kata Benyamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.