Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesamaan Surat Wasiat Teroris di Mabes Polri dan Makassar: Perlihatkan Rasa 'Insecure' Penulis

Kompas.com - 02/04/2021, 12:39 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Grafolog Indonesian School of Graphologi (ISOG) Deborah Dewi menemukan benang merah antara surat wasiat yang ditulis oleh teroris serangan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, dan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Benang merah tersebut yakni hal yang memicu para pelaku melancarkan aksinya.

Penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh Zakiah Aini (25) yang menodongkan pistol ke anggota kepolisian, sedangkan teror bom bunuh diri di Makassar dilakukan oleh Lukman (26) dan istrinya.

Baik Zakiah maupun Lukman meninggalkan surat wasiat untuk keluarga mereka.

Deborah yang merupakan analis pola tulisan tangan kemudian melakukan analisis terhadap sampel tulisan Zakiah dan Lukman.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Teroris Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror

Ternyata, menurut Deborah, alasan spiritual untuk melakukan jihad atas nama agama bukan menjadi motif utama para pelaku melancarkan serangan.

Hal yang memicu para pelaku adalah "insecurity" atau rasa ketidakamanan yang dalam, ungkap Deborah dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Kamis (1/4/2021).

"Secara kasat mata, dari surat wasiat yang ditinggalkan (para pelaku) terlihat bentuk tulisan tangannya jelas berbeda. Namun setelah saya bedah, ternyata ada satu persamaan, benang merah," ujar Deborah.

"Meskipun indikator grafisnya berbeda, tetapi interpretasinya sama, yaitu dua-duanya didorong oleh rasa kecemasan, tidak aman, dan perasaan insecurity yang sangat besar," imbuhnya.

Baca juga: Fakta Zakiah Aini, Pernah Kuliah di Gunadarma dan Raih IPK Bagus hingga Sering Ganti Nomor Ponsel

Zakiah marah akan status sosialnya

Lebih lanjut, Deborah menjelaskan bahwa hal yang paling menonjol dalam tulisan Zakiah adalah amarahnya atas status sosial yang ia miliki.

"Tidak berkaitan dengan materi, tidak berkaitan dengan spiritual, tapi kemarahan sosial serta penerimaan dirinya dalam hidup bermasyarakat," ujar Deborah.

Menurut analis pola tulisan tangan itu, Zakiah ingin mendapat penghargaan lebih dari masyarakat, tapi tidak ia dapatkan.

Hal tersebut memperkuat rasa ketidakamanan dirinya dalam hidup bermasyarakat.

Baca juga: Profil Zakiah Aini, Pelaku Penyerangan Mabes Polri yang Dukung ISIS

Ada ketakutan dalam tulisan Lukman

Hal yang menarik dalam tulisan Lukman adalah bahwa aksi teror yang ia lakukan di depan Gereja Katedral Makassar tidak 100 persen berlandaskan spiritual, melainkan ada ketakutan.

"Untuk Lukman yang menonjol adalah ketakutan yang sangat besar terhadap masa depan yang akan dihadapi, dan terutama kehidupan yang akan dia hadapi di masa depan itu akan berdampak secara spesifik kepada ibunya," beber Deborah.

Rasa ketakutan ini timbul berbarengan dengan hadirnya para perekrut teroris yang menawarkan "solusi palsu" atas nama agama.

"Di situlah proses radikalisasi disebut berhasil," pungkasnya.

Baca juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Terduga Teroris Masuk lalu Todongkan Senjata ke Polisi

Sebelumnya diberitakan bahwa ada kesamaan di dalam surat wasiat kedua pelaku teror. Dilansir dari Kompas TV, surat wasiat Zakiah dan Lukman sama-sama berisi permintaan maaf kepada orangtua.

Mereka juga sama-sama meminta keluarga yang ditinggalkan untuk tidak berutang ke bank. Terakhir, mereka meminta kakak dan adik untuk menjaga orangtua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com