JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar mandi berukuran 1,5 meter persegi menjadi saksi bisu kekejaman perampokan di Pulomas, Jakarta Timur, pada 26 Desember 2016 lalu.
Sebanyak 11 orang dipaksa masuk dan disekap dalam kamar mandi tanpa ventilasi udara tersebut. Mereka baru ditemukan keesokan harinya. Nahas, enam orang tewas lantaran kekurangan oksigen.
Mereka adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16) anak pertama Dodi, Dianita gemma (9) anak ketiga Dodi, Amelia Callista (10) teman dari Dianita, serta Yanto dan Tasrok, sopir Dodi.
Korban selamat adalah Zanette Kalila (13) anak kedua Dodi, Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23), yang merupakan pembantu rumah tangga.
Baca juga: [ARSIP KRIMINAL] Tragedi Perampokan Sadis Pulomas, 11 Orang Disekap di Kamar Mandi hingga 6 Tewas
Kamar mandi tersebut merupakan salah satu bagian dari rumah mewah milik pengusaha properti Dodi Triono.
Tepatnya, kamar mandi tersebut berada di lantai dasar, persis di bawah tangga rumah.
Menurut Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Pol Mochamad Iriawan, kamar mandi itu biasa digunakan untuk para pembantu di rumah Dodi.
Mereka disekap di kamar mandi itu sejak Senin (26/12/2016) pukul 14.35 WIB hingga ditemukan pada Selasa (27/12/2016) pukul 10.10 WIB.
"Diperkirakan para korban meninggal di antara pukul 06.00 dan 08.00 WIB (Selasa 27 Desember 2016)," kata Iriawan.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: 12 Tahun Lalu, Peluru di Kepala Tewaskan Nasrudin Zulkarnaen, Seret Antasari Azhar
Saat pintu berhasil dibuka oleh polisi, ditemukan 11 korban saling bertumpukan. Dodi, sang pemilik rumah, ada di tumpukan paling bawah.
Kondisi kamar mandi tersebut setelah korban berhasil dikeluarkan sangat berantakan. Bagian tulang pintunya rusak karena dibuka paksa oleh polisi.
Selain itu, klosetnya pun terlihat rusak pada bagian tangki penampungan airnya. Sementara, posisi shower di ruangan itu terlihat menjuntai ke bawah.
Terlihat pula penutup exhaust fan tergeletak di bawah. Pada bagian lantainya, masih terdapat bercak darah.
Untuk bagian dinding kamar mandi, terlihat semua dilapisi keramik berukuran besar berwarna putih dan untuk bagian dasarnya berwarna krem.
Baca juga: Tanda Tanya di Balik Pembunuh Nasrudin Zulkarnaen 12 Tahun Lalu, Benarkah Antasari Azhar Dalangnya?
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada saat kejadian, exhaust fan dan lampu yang saling terkoneksi tidak menyala.
Menurut keterangan saksi yang ikut mendobrak pintu kamar mandi, Abdul Gani dan Lutfi, saat pertama kali kamar mandi dibuka para korban tergenang air.
Diduga air itu berasal dari shower atau pun tangki penampungan air closet yang rusak.
Iriawan menjelaskan, berdasarkan keterangan dari saksi yang selamat, para korban sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hidup.
Untuk menghilangkan rasa dehidrasinya, para korban meminum air kran.
"(Mereka) harus minum air kran seperti ayam. Mereka saling tindih. Saya pikir ini ada orang (para pelaku) luar biasa sadisnya," ujar Iriawan.
Tak hanya itu, Dodi juga mematahkan gagang pintu kamar mandi bagian dalam. Hal tersebut dilakukan oleh Dodi untuk bertahan hidup selama di dalam kamar mandi.
"Gagang pintu kamar mandi dipatahkan Pak Dodi dari dalam, tujuannya agar bisa menghirup oksigen dari luar," kata Iriawan.
(Penulis : Akhdi Martin Pratama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.