Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Kesulitan Akses Tes PCR karena Lab Overload

Kompas.com - 25/06/2021, 13:26 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 yang terus melonjak membuat warga mulai kesulitan untuk mengakses swab test dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Hal ini dialami Novi, warga Tangerang Selatan. Novi kesulitan saat mencari fasilitas swab test PCR untuk kakaknya yang sudah reaktif Covid-19 berdasarkan hasil swab test antigen.

Novi menceritakan, kakaknya melakukan tes antigen pada 19 Juni 2021 karena mengalami gejala mirip Covid-19 seperti demam dan lemas.

Hasilnya, kakak Novi reaktif Covid-19.

"Langsung lapor puskesmas. Karena gejala ringan, enggak masuk hitungan harus tes PCR," kata Novi kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Meledak, Jakarta Krisis Tenaga Kesehatan

Puskesmas hanya meminta kakak Novi untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dan memantau kondisinya via WhatsApp.

Namun, pada Rabu 23 Juni 2021, tiba-tiba kondisi kakak Novi langsung menurun.

"Pas ngedrop itu sesak napas, sama semacam gangguan lambung, diare. Dicek saturasi oksigen sudah di angka 80-91 begini aja naik turun," kata Novi.

Kondisi itu pun dilaporkan ke puskesmas. Namun, pihak puskesmas baru bisa menjadwalkan tes PCR dua hari kemudian. Itu pun hasilnya baru keluar tiga hari setelah tes dilakukan.

"Kami jadi khawatir, takut kenapa-kenapa, udah gitu kalau mau dirujuk buat dirawat harus bawa surat keterangan PCR kan," kata Novi.

Baca juga: Anies Bunyikan Alarm Covid-19: Ibu Kota Perlu Perhatian Ekstra

Akhirnya, Novi mencari fasilitas tes PCR mandiri yang hasilnya bisa keluar pada hari yang sama untuk sang kakak. Namun, Novi tetap kesulitan.

Ia menelepon sejumlah rumah sakit di area Pamulang, Tangerang Selatan. Namun, semuanya memberi jawaban bahwa hasil tes baru bisa keluar pada H+2.

"Alasannya karena lab overload," ucap Novi.

Ia juga sudah menghubungi layanan homecare PCR di aplikasi Halodoc. Namun, jawabannya juga sama, hasil baru bisa keluar dua hari setelah tes karena lab overload.

Akhirnya pada Jumat (25/6/2021) pagi, ia baru mendapatkan layanan tes PCR yang hasilnya bisa keluar pada hari yang sama di sebuah rumah sakit di BSD.

Baca juga: Jakarta Tidak Sedang Baik-baik Saja, Rekor 7.505 Kasus Baru hingga RS di Ambang Kolaps

Namun, ia harus merogoh kocek hingga Rp 1,5 juta.

"Kalau yang di kisaran Rp 1 juta itu susah dan overload, apalagi kalau layanan di klinik ngandelin lab rekanan, untuk hasilnya mereka enggak bisa pastiin keluar kapan," ujarnya.

Novi berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, mulai tanggap mengenai kesulitan warga mengakses tes PCR ini.

Ia menilai, harusnya pemerintah sudah mengantisipasi masalah ini mengingat kasus Covid-19 belakangan terus melonjak.

"PCR kan sebenarnya acuan buat kita preventif sama Covid-19 biar tahu langkah ke depan mesti gimana. Mudah-mudahan pemerintah lebih tanggap dan sigap buat antisipasi saja sih kejadian kayak gini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com