Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Utama Disekat, Warga Malah Beri Akses Jalan Tikus bagi Pengendara Menuju Jakarta

Kompas.com - 06/07/2021, 12:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga di dekat titik-titik penyekatan disebut sengaja membuka jalan-jalan "tikus" untuk memberikan akses kepada pengendara agar dapat melintas masuk ke Jakarta.

Hal ini membuat pembatasan mobilitas di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat menjadi sia-sia.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji menyatakan hal tersebut saat meninjau titik-titik penyekatan di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2021) bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

Baca juga: Hari Keempat Penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Antrean Tak Sepanjang Kemarin

“Pagi ini saya dengan Kapolda Metro kita sudah melaksanakan pengecekan di titik-titik masuk Kota Jakarta. Beberapa kita lihat bahwa sebagian di antara rekan-rekan yang seharusnya membantu kami berusaha untuk mengurangi mobilitas, justru mereka membuka peluang seperti buka pintu jalan-jalan kecil (tikus),” kata Mulyo.

Ia mengatakan, masyarakat yang seharusnya berada di rumah akhirnya jadi bisa masuk ke Jakarta.

Padahal titik-titik penyekatan dibuat untuk mengurangi kepadatan dan mobilitas masyarakat di tengah PPKM Darurat.

“Mungkin saya jelaskan rekan-rekan dari RW dengan RT, jadi di situ ada RW dan RT tidak semua. Sebagian besar sudah bekerja bagus, tetapi yang ada adalah tadi berapa kita temukan itu memberikan peluang orang-orang berjalan (lewat),” kata Mulyo.

Baca juga: PPKM Darurat, Dua Mobil Panser dan Barracuda Tutup Jalan Lenteng Agung Jaksel

Ia mengatakan, lolosnya masyarakat ke Jakarta lewat jalan-jalan tikus bisa berpotensi menimbulkan penularan Covid-19.

Padahal rantai penularan Covid-19 harus diputus agar pandemi cepat selesai.

“Nah kalau ada orang lewat keluar-masuk di wilayahnya, artinya apa. Dia bisa kena, indikatornya pada mereka juga, enggak akan berkurang dan tidak akan hilang. Itulah yang kami mau, jadi pekerjaan ini bukan pekerjaannya TNI-Polri, Pemda, tapi pekerjaannya masyarakat juga,” ujar Mulyo.

Sebagaimana diketahui, PPKM darurat sudah dimulai pada Sabtu (3/7/2021). PPKM darurat dilakukan untuk membatasi mobilitas masyarakat demi menurunkan lonjakan kasus Covid-19.

Di titik-titik penyekatan masuk ke Jakarta kemacetan terjadi. Namun, para pengendara motor tak kehabisan akal untuk masuk ke Jakarta dengan melewati jalan-jalan tikus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com