Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pegawai Saat Mal Tutup Selama PPKM, Gaji Tak Menentu hingga Jualan Online

Kompas.com - 29/07/2021, 11:26 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah perpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 sampai 2 Agustus 2021.

Perpanjangan PPKM level 4 diterapkan dengan membatasi mobilitas masyarakat dengan menutup mal.

Namun penutupan mal berdampak pada para pegawai tenant yang tidak lagi beraktivitas seperti biasanya.

Seperti NF (26), pekerja salah satu butik di Mal Pondok Indah. Ia mengaku, gaji yang diterima saat bulan Juli 2021 tak seperti bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Jokowi Tak Temukan Obat Pasien Covid-19 di Apotek, tapi Dijual Bebas di Grup Jual Beli Sepeda hingga Marketplace

Pasalnya, upah yang diterima sistem kerja menjadi daily worker (DW) selama aturan PPKM darurat hingga level 4 diterapkan.

"Untuk gaji ya dibayarkan sesuai gaji DW, yaitu hitungan per hari seperti gaji event," ujar NF sat dihubungi, Kamis (29/7/2021).

Selama mal tutup sejak awal PPKM, NF dipindahkan kerja ke butik cabang yang berada di Kemang, Jakarta Selatan.

NF bercerita, aturan kerja menjadi empat kali dalam satu minggu dengan sistem penjualan jemput bola.

"Untuk penjualan via online dari ponsel customer service dan website. Kalau customer minta dianter ke rumah, kita bisa. Tetap prokes sebelunya kita pasti di swab antigen," kata NF.

Sementara NU, pekerja di salah satu tenant mal di Jakarta, menerapkan sistem kerja online.

Baca juga: Alasan Pemprov DKI Wajibkan Pengunjung Salon, Hotel, dan Restoran Harus Sudah Divaksin

NU mengaku menawarkan salah produk pakaian kepada para pelanggan melalui website sejak diterapkan PPKM.

"Ada targetnya. Dua minggu awal, (toko) target Rp 50 juta dan achieve sampai 160 persen. Dan dua minggu kedua ini target Rp 181 juta baru di angka Rp 68 juta," kata NU.

Namun NU tetap bersyukur karena gaji yang diterima tidak mengalami potongan meski kerja di lakukan dari rumah.

"Kalau untuk ganji alhamdulillah tidak dipotong. Karena kita di-push sales online. Jadi masih terhitung kerja," ucap NU.

NU berharap agar aturan penutupan mal dapat segera dilonggarkan dengan ketentuan seluruh pekerja dan pengunjung mematuhi protkol kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com