TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir, seakan menjadi mimpi buruk. Banyak orang terenggut nyawanya oleh wabah virus corona yang menggila.
Kabar duka berdatangan tanpa henti dari keluarga hingga kerabat. Bergantian, dengan balasan ucapan bela sungkawa lewat kiriman karangan bunga kepada pihak-pihak yang ditinggalkan.
Ferry Hidayat (51), seorang pedagang bunga di kawasan Bintaro Jaya Florist, Pondok Aren Tangerang Selatan, tengah sibuk dengan papan karangan bunga setengah jadi di depan lapaknya.
Papan-papan itu disusun bertumpuk. Satu di antaranya terlihat bertuliskan "Turut Berduka Cita" yang diukir dari styrofoam berwarna kuning.
"Iya ini lagi bikin (pesanan) tadi. Kapan nih mau merapat. Mampir sini," ujarnya Ferry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Anies: Sertifikat Vaksin Tak Boleh Jadi Syarat Ambil Bansos
Seiring dengan meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19, pesanan karangan bunga ucapan duka di lapak-lapak pedagang bunga kawasan Bintaro Jaya Florist juga melonjak.
Tak terkecuali ke lapak dagangan bunga milik Ferry. Pernah dalam sehari dirinya mendapat pesanan hingga 10 papan ucapan dukacita dengan nama-nama berbeda.
Ironi menghinggapi perasaan Ferry. Di satu sisi usahanya cukup laris hingga kewalahan melayani pelanggan.
Namun, di sisi lain ada perasaan sedih dan prihatin dengan banyaknya kasus kematian akibat Covid-19 akhir-akhir ini.
"Semakin banyak pemesanan, namanya berganti-ganti, itu semakin miris kami. Ya ampun, ya Allah, kenapa sih yang meninggal ini bertubi-tubi. Ini yang bikin miris," kata Ferry.
Usaha karangan bunga milik Ferry yang sebelumnya sepi, mulai kembali menggeliat tatkala PPKM level 4 diberlakukan.
Pesanan papan karangan bunga yang sebelumnya hanya satu hingga dua unit, meningkat secara bertahap sampai menyentuh angka 10 unit per hari.
"Awal-awal itu pokoknya drastis lah turun hampir 80-90 persen, karena apa? Tidak ada wedding, tidak ada acara seremonial. Sekarang untuk dukacita yang meninggal sangat meningkat, apalagi pada saat PPKM berjalan. Itu sangat deras," ungkap Ferry.
Baca juga: Saya Sudah Negatif Covid-19, Saat Rontgen, Paru-paru Telah Dipenuhi Kabut dan Bercak
Saking banyaknya, Ferry mengaku sempat kewalahan hingga menolak pesanan para pelanggan.
Dia khawatir hasil kerjanya tak maksimal, karena diburu waktu oleh pesanan yang mendadak.
"Ya enggak bisa dipungkiri, bahkan sampai saya tolak karena saking banyaknya. Pengerjaannya tidak bisa cepat," ucap Ferry.
Ferry tidak merincikan berapa keuntungan harian yang didapatkannya. Dia hanya mengungkapkan bahwa satu papan karangan bunga di lapaknya dijual dengan harga paling murah Rp 600.000.
Untuk proses pembuatannya, lanjut Ferry, satu papan karangan bunga bisa memakan waktu hingga dua jam.
Alhasil, dia dan tiga anak buahnya terkadang harus bekerja lembur hingga tengah malam menyelesaikan pesanan.
"Karena itu, takut enggak kekejar waktu. Umpamanya 2-3 jam jadi, oke kalau satu, kalau sampai lebih dari 10 pesanan gimana mau jadi," kata Ferry.
Meningkatnya jumlah pesanan di tengah keterbatasan kali ini tak lantas membuat Ferry bahagia.
Ada situasi dan kondisi berbeda yang membuat dia sulit untuk mensyukuri rejeki yang diperolehnya.
Baca juga: BPK Temukan Rp 10 Miliar Pemborosan APBD DKI, Berikut Rinciannya
Pasalnya, pesanan papan karangan bunga yang sebelumnya didominasi untuk pernikahan dan acara seremonial, kini berganti dengan ucapan dukacita.
"Kalau bicara rejeki ya mau tidak mau, gimana? Mau bersyukur, kesannya kita senang karena banyak yang meninggal. Enggak bersyukur, memang ini rejeki kami," ungkapnya.
Ferry mengaku, tak ingin mendapatkan keuntungan dari kondisi kedukaan seseorang. Dia pun berharap agar pandemi Covid-19 semakin terkendali dan segera berakhir.
Dengan begitu, Ferry dan pedagang karangan bunga lain dapat untung dari rasa sukacita seseorang yang menikah atau suatu perayaan tertentu.
"Di situ lah kalau (bergerak) di Bunga. Suka dukanya tukang bunga. Di mana ada kesan senang untung, tapi di sisi lain berduka," ucap Ferry.
"Ya semoga selesai lah ini semua, kalau pernikahan kan gembira, bahagia, jadi kami pun membuat karangan bunganya senang," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.