BOGOR, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Jawa Barat, mewajibkan setiap sekolah memenuhi standar protokol kesehatan (prokes) jelang pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas digelar.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mengungkapkan, pihak sekolah wajib melaksanakan aturan tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.
"Jadi aturannya itu, jarak harus 1,5 meter antarsiswa. Kemudian, siswa sebelum masuk wajib di-thermo gun, maksimal kapasitas di dalam kelas 50 persen, dan jadwal sekolah hanya dua kali pertemuan dalam seminggu," kata Hanafi, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Disdik Kota Bogor Matangkan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Hanafi menambahkan, Disdik Kota Bogor terus mematangkan persiapan PTM terbatas di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.
Ia menuturkan, selama satu minggu ke depan, teknis pelaksanaan PTM akan terus disosialisasikan kepada seluruh sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
"Kami sudah persiapkan. Kemarin kami sudah lakukan pertemuan dengan pengawas dan pihak sekolah. Minggu ini kami akan sosialisasikan kembali terkait teknis pelaksanaannya," ujarnya.
Pemkot Bogor sebelumnya mempertimbangkan untuk membuka kegiatan PTM setelah Kota Bogor berubah status menjadi level 3 di masa perpanjangan PPKM Jawa-Bali.
Baca juga: Kembali Dipadati Wisatawan, Bogor Sudah Jadi “Pelarian” Warga Jakarta sejak Era Belanda
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan, pertimbangan untuk membuka kegiatan PTM tersebut merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 35 Tahun 2021.
Bima meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk menyiapkan beberapa opsi terkait pembelajaran tatap muka.
“Saya perintahkan kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan dua opsi. Apakah kita menunggu untuk pelajar 100 persen vaksin atau opsi kedua, sekolah yang sudah tervaksinasi 100 persen bisa menyelenggarakan tatap muka,” ucap Bima.
"Tinggal skemanya bagaimana, 1-2 hari ini kami akan coba rapatkan dan kaji format mana yang lebih baik. Tapi pada prinsipnya adalah hanya ketika vaksin ini sudah maksimal, di sekolah sudah 100 persen,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.