Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Musim Hujan, Periuk Damai di Kota Tangerang Diperkirakan Terendam Banjir

Kompas.com - 21/10/2021, 16:08 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang memperkirakan, ada satu titik di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, yang bakal terendam banjir saat musim penghujan tiba.

Kepala UPT Periuk BPBD Kota Tangerang Syahrial berujar, satu titik yang diperkirakan bakal terendam banjir adalah Periuk Damai.

"Kemungkinan di situ, Periuk Damai," ucapnya melalui sambungan telepon, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Hadapi Ancaman Banjir di Periuk, BPBD Siapkan 7 Perahu Evakuasi

Katanya, banjir diperkirakan bakal merendam Periuk Damai akibat luapan air Situ Bulakan yang berada di Kecamatan Periuk.

Adapun air di Situ Bulakan dapat meluap lantaran menerima limpahan air dari Kali Leduk.

"Kalau meluapnya nanti di Situ Bulakan, kemungkinan perumahan Periuk Damai yang kelimpungan," tutur Syahrial.

Baca juga: Intensitas Hujan Tinggi, Garden City Periuk Tergenang 20 Cm, Kini Berangsur Surut

Jika Situ Bulakan mampu menampung air yang diterima, salurannya bakal dialirkan ke Jalan M Toha serta Sungai Cirarab.

Pasalnya, di Situ Bulakan sendiri terdapat gorong-gorong yang mengarah ke Jalan Moh Toha.

"Jadi kalau di Situ Bulakan masih mampu menampung, itu mudah-mudahan enggak terjadi (banjir) sampai Periuk Damai," ucap Syahrial.

Menurut Syahrial, perkiraan munculnya titik banjir di Periuk mulai berubah saat ini.

Biasanya, banjir muncul di sekitar Kali Leduk yang melewati Jembatan Alamanda.

Namun, pemerintah setempat telah membangun turap setinggi dua meter dan kurang lebih sepanjang 500 meter di Kali Leduk.

"Itu (turap di Kali Leduk) kan sedang dibangun, artinya air dari kali leduk enggak akan muntah lagi," tuturnya.

Syahrial sebelumnya berujar, jika banjir terjadi di Kecamatan Periuk, pihaknya telah menyiapkan tujuh perahu evakuasi.

"Dari tujuh (perahu evakuasi) itu, tiga unit dilengkapi motor tempel. Empat sisanya menggunakan penggerak (berupa) dayung," ujarnya.

Tujuh perahu itu dikerahkan untuk mengangkut warga Kecamatan Periuk yang memang harus dievakuasi ke posko evakuasi.

Perahu bermotor tempel digunakan untuk mengevakuasi warga yang jarak antara kediamannya dan posko evakuasi tergolong jauh.

Kemudian, perahu yang menggunakan dayung digunakan untuk mengevakuasi warga yang jarak antara kediamannya dan posko evakuasi tergolong dekat.

Selain itu, pihaknya bakal menjadikan bangunan permanen seperti pos yandu, balai RW, hingga bangunan sekolah sebagai posko evakuasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com