Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook dan Instagram Larang Jualan Ikan Hias, Pedagang Johar Baru Kebingungan

Kompas.com - 13/11/2021, 12:38 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Pedagang Ikan Hias Johar Baru, Jakarta Pusat, mengaku bingung dan keberatan jika tak lagi diperbolehkan berdagang ikan melalui media sosial (medsos) Facebook dan Instagram.

"Terus terang ini memberatkan para penjual ikan hias online. Karena kita selama ini semua dagang di situ," ujar Ketua Kelompok Pedagang Ikan Hias Johar Baru, Adi Syaiful Bachri, saat dihubungi, Sabtu (13/11/2021).

Adapun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta para penjual ikan hias di laman Facebook dan Instagram berpindah ke platform-platform khusus penjual ikan hias.

Pasalnya, ada ketentuan dari kedua raksasa medsos tersebut untuk tidak memperjualbelikan ikan maupun hewan peliharaan apa pun. Imbauan KKP ini termuat dalam surat Nomor B.5985/DJPDSPKP.4/TU.210/XI/2021 tanggal 2 November 2021.

Baca juga: Facebook Larang Jual Ikan Hias, KKP Minta Pedagang Pindah Platform

Adi melanjutkan, para pedagang ikan hias sudah sangat bergantung dengan kedua medsos tersebut, khususnya selama Covid-19 menyerang sejak tahun lalu.

"Dagang online itu keuntungannya dua kali lipat dibandingkan offline. Karena PPKM begini, orang jarang keluar. Dan kami berdagang sebagian besar di Facebook dan Instagram," jelas Adi.

Apalagi di Facebook, tak hanya berdagang, kegiatan lelang ikan hias pun sudah rutin dilakukan para pedagang melalui forum di Facebook.

Lanjut Adi, para pedagang ikan Johar Baru sudah banyak memiliki pelanggan dan cukup membuat nama di kedua platform tersebut di kalangan pencinta ikan hias.

Baca juga: Jadi Korban Mafia Tanah, Tukang Service AC Hampir Kehilangan Rumah dan Malah Dilaporkan ke Polisi

"Kebetulan, kami juga ada Facebook jual beli ikan pedagang ikan hias Johar Baru. Kalau orang klik nama itu, sudah pasti kita semua pedagang ada di situ. Sekali share ikan, sudah banyak yang lihat, 'Wah ikan ini bagus', banyak yang merespons," ujar Adi.

Jika harus tutup lapak, Adi mengaku berat karena kepopuleran lapak mereka di kalangan pencinta ikan hias harus dimulai dari nol lagi.

"Karena kita punya pelanggan masing-masing juga. Kalau dipindahin, kalau memang tidak boleh di Facebook dan Instagram, ya mungkin enggak masalah. Tapi kan proses (merintis) akan lama lagi ya," keluh dia.

Ia pun berharap, jika memungkinkan agar para pedagang tetap diizinkan berdagang di kedua platform raksasa tersebut.

"Harapannya, kalau bisa jangan, kalau bisa diperbolehkan saja di platform yang sudah ada. Kan kita rezekinya di situ, " tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com