JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya memberikan rekomendasi kepada PT Transjakarta untuk membantu mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi pada bus transjakarta.
Meskipun demikian, Soerjanto memahami bahwa kecelakaan tidak bisa dikurangi sampai nol persen.
"Sekali lagi bukan nol, zero accident, itu tidak realistis. Kita ingin ada target laju kecelakaannya menurun sampai level yang kita harapkan," kata Soerjanto dalam konferensi pers, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: KNKT Rekomendasikan Penambahan Struktur di TransJakarta untuk Cegah Kecelakaan
Soerjanto menegaskan, pihaknya memberi rekomendasi bukan untuk mencari pihak yang benar dan salah dalam kecelakaan bus transjakarta yang terjadi belakangan ini.
Kata dia, rekomendasi ini dikeluarkan demi keselamatan penumpang dan membuat PT Transjakarta menjadi lebih baik lagi.
"Jadi mungkin dengan adanya surveilance dan rekomendasi ini, inilah jadi tujuan utama dari kami dengan Tranjakarta untuk bagaimana meningkatkan keselamatan," ujar dia.
Adapun KNKT merekomendasikan adanya penambahan struktur dalam PT Transjakarta.
"Perlu ada penambahan satu struktur lagi yaitu satu departemen yang khusus memiliki tugas dan fungsi mengelola manajemen risiko serta memberikan jaminan keselamatan," kata Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan.
Baca juga: KNKT Fokus pada 3 Hal untuk Investigasi Insiden Beruntun TransJakarta
Menurut Wildan, struktur tersebut saat ini sudah ada tetapi masih terlalu kecil sehingga perlu ditingkatkan paling tidak sama dengan direktorat.
Kata Wildan, direktorat tersebut berada di bawah direktur utama dan dipimpin lagi oleh seorang direktur.
"Itu adalah salah satu rekomendasi yang kami sampaikan terkait dengan manajemen risiko," ujarnya.
Selain itu, KNKT juga melakukan evaluasi mendalam untuk memastikan kelaikan kendaraan melalui proses procurement terhadap sistem operasional prosedur (SOP) yang digunakan PT Transjakarta.
Wildan pun mencontohkan adanya penggunaan teknologi di bus transjakarta, sehingga saat ini diperlukan standar dan prosedur yang adaptif terhadap perkembangan teknologi tersebut.
Baca juga: Dirut Sebut Ada 502 Kecelakaan Bus Transjakarta pada Januari-Oktober 2021
Sementara itu, rekomendasi terkait keselamatan lintasan, KNKT bersama manajemen PT Transjakarta telah melakukan pemetaan terhadap 13 lintasan bus rapid transit (BRT) transjakarta.
Dari pemetaan tersebut ditemukan hazard atau bahaya dalam lintasan, untuk itu perlu dilakukan pemetaan yang lebih komprehensif dan lebih luas.
"Tidak hanya 13 koridor tetapi juga menyangkut lintasan non-BRT. Pasti ada lagi," ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam rekomendasinya, KNKT meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melakukan petunjuk pemetaan bahaya atau route hazard mapping.
Baca juga: Temuan Sementara KNKT soal Ratusan Kecelakaan Transjakarta: Sopir Kelelahan, Jam Kerja Jadi Sorotan
Pemetaan hazard dan risiko itu pada lintasan transjakarta baik BRT, non-BRT, maupun yang berada di jalan tol.
"Kemudian nanti keluarannya ini nanti akan menjadi policy guideline and action," tuturnya.
"Pertama bagi pembina, kedua bagi pembina jalan tol, ketiga bagi manajemen Transjakarta sendiri apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan untuk mengendalikan hazard dan risk yang lebih baik," imbuh dia.
Sementara terkait performa pengemudi, KNKT merekomendasikan perlunya standar kompetensi kerja nasional (SKKNI).
Kata Wildan, mengenai kompetensi pengemudi pada tahun 2022, PT Transjakarta akan membuat sebuah akademi untuk pengemudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.