Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Jakarta Mengganas, Tak Bisa lagi Disepelekan dan Butuh Pengetatan Ekstra

Kompas.com - 31/01/2022, 08:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Riza mengatakan, kasus Covid-19 varian Omicron yang ditemukan di Jakarta 29 Januari 2022 sudah mencapai 2.525 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, angka kasus impor mencapai 1.373 atau 54,4 persen dari total kasus. Sedangkan transmisi lokal sudah mencapai 1.152 kasus atau 45,6 persen dari total kasus Omicron yang ditemukan.

Riza meyakini bahwa sebentar lagi kasus Covid-19 varian Omicron akan lebih banyak terjadi dari transmisi lokal ketimbang kasus impor seperti yang terjadi saat ini.

"Ini sebentar lagi terbalik. Sebelumnya kasus impornya yang besar, sekarang yang lokal," ucap dia.

Baca juga: 18 Pegawai Terpapar Covid-19, Apakah KPK Akan Lockdown?

 

Untuk mencegah kasus fatal terjadi, Riza meminta agar warga Jakarta yang sudah mendapat e-tiket vaksinasi booster bisa melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, terutama untuk kalangan usia lanjut. 

"Kami minta kita yang memiliki orangtua, kakek, nenek segera kita bujuk kita ajak kita antar ke tempat-tempat penyelenggaraan vaksin untuk segera mendapatkan vaksin," ucap Riza.

Riza meminta warga Jakarta untuk waspada. Tempat terbaik saat ini untuk semua warga Jakarta, kata Riza, adalah rumah dan mengurangi mobilitas keluar rumah.

"Tempat terbaik di rumah bersama keluarga dan laksanakan protokol kesehatan," ucap dia.

Butuh pengetatan ekstra

Menyikapi kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta, epdimiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko pun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan pengetatan dengan cara menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"DKI itu mengkaji ulang PPKM di levelnya. Harusnya lebih dari PPKM level 2," ujar Miko

Miko menilai, seharusnya saat ini ada pembatasan-pembatasan sosial lebih ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jakarta.

Ia mengatakan, Jakarta bisa tetap menerapkan PPKM level 2 tetapi dengan pembatasan sosial yang lebih ketat.

"Beberapa pengetatan misalnya kembali berlakukan WFH (work from home), kemudian sekolah di rumah, diperluas ganjil genapnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com