JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyarankan agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jakarta dan sekitaranya dihentikan sementara.
Sebab, varian Omicron tak hanya rawan bagi para lansia dengan penyakit komorbid, tetapi juga bagi anak-anak.
"Omicron rawan bukan hanya untuk lansia, tapi juga anak-anak, khususnya yang di bawah 5 tahun. Ini serius. Makanya, saya selalu bicara untuk berhentikan PTM karena kita harus meminimalisasi kasus," ujar Dicky kepada Kompas.com.
Baca juga: Langgar SKB 4 Menteri Soal PTM, Pemkot Tangerang: Kami Utamakan Kesehatan dan Keselamatan
Karena itu, Dicky meminta semua pihak terkait agar segera melakukan langkah taktis untuk mengurangi penambahan kasus. Salah satunya adalah menghentikan PTM 100 persen sementara.
Menurut dia, saat ini pilihan terbaik bagi siswa, guru, dan orangtua adalah kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Jadi yang harus dilakukan saat ini adalah meminimalisasi kasus secepatnya bagaimanapun caranya, harus dilakukan," lanjut Dicky.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza mengatakan, Pemprov DKI akan melakukan rapat untuk membahas kebijakan terkait pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengatakan, rapat akan dibarengi dengan evaluasi sejauh mana PTM bisa berlangsung di tengah lonjakan kasus Covid-19.
"PTM kita masih evaluasi hari ini kami, Pak Gubernur, dan kami jajaran akan rapat. Nanti akan kami informasikan ya," ucap dia saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (2/2/2022).
Baca juga: Di Balik Narasi Ringannya Omicron
Riza menjelaskan, DKI Jakarta akan terus melakukan monitoring agar pembelajaran tatap muka bisa berjalan dengan baik.
Begitu juga dengan evaluasi yang sudah berjalan agar pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang ada.
"Terus kami koordinasikan dengan pemerintah pusat, satgas pusat, dan jajaran," tutur Riza.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.