Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Rezeki Pengemudi Ojek Online Bergantung pada Bintang dari Pelanggan...

Kompas.com - 05/02/2022, 18:32 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penilaian berupa rating dari pengguna aplikasi ojek daring atau online ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan bagi pengemudi.

Rating yang diukur melalui pemberian jumlah bintang satu hingga lima dapat memengaruhi kerja pengemudi.

Semakin sedikit jumlah bintang yang diberikan, maka makin besar kemungkinan pengemudi akan sulit menggunakan akunnya.

Hendy Junaidy (37), pengemudi ojek online yang berdomisili di Depok, mengatakan, penilaian pelanggan akan sangat memengaruhi performa hingga pendapatan.

Baca juga: Konflik Pelanggan dengan Driver Ojol yang Dimaki dan Diberi Bintang 1, Ini Kata Sosiolog

Penilaian bintang satu dapat membuat seorang pengemudi tidak bisa mencari nafkah karena akunnya ditangguhkan atau di-suspend.

"Kalau dikasih bintang satu, pengemudi itu bisa jadi kena suspend. Jadi pengemudi tidak bisa menggunakan akunnya untuk mencari order," kata Hendy, saat dihubungi, Sabtu (5/2/2022).

Peristiwa penggerudukan rumah warga di Jadimulya, Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, pada Minggu (30/1/2022) siang, bisa menjadi contoh pentingnya rating bagi pengemudi ojek online.

Kejadian ini berawal ketika warga berinisial SS berkata-kata kasar dan memberikan penilaian bintang satu ke pengemudi ojek yang telah mengantarkan pesanan.

Pengemudi tersebut lantas menceritakan hal itu kepada rekan-rekannya. Kemudian mereka mendatangi rumah SS dan menuntut permintaan maaf.

Selain skors, kata Hendy, sanksi lainnya yakni jumlah order yang diberikan kepada pengemudi menjadi sedikit atau bahkan tidak ada.

"Sanksinya pasti berpengaruh pada orderan masuk ke akun pengemudi. Bisa-bisa akun pengemudinya tidak dikasih order, dan ujung-ujungnya juga bisa jadi kena suspend," kata dia.

Arman (30), pengemudi ojol di Ciputat, Tangerang Selatan, mengatakan, sanksi suspend bisa diberikan bisa bersifat sementara atau selamanya.

"Kalau dikasih bintang satu, pengemudi akan jadi perhatiaan perusahaan dan bisa dikenakan sanksi. Sanksinya beragam mulai dari suspend, tidak bisa mengambil orderan selama beberapa jam, atau beberapa hari, ataupun selamanya," jelas Arman.

Baca juga: Rumahnya Digeruduk, Pelanggan yang Maki dan Beri Bintang 1 Driver Ojol Akhirnya Minta Maaf

Selain sanksi, lanjut Arman, pemberian bintang yang rendah akan menurunkan nilai performa akun pengemudi secara keseluruhan.

"Bintang itu akan muncul pada pelanggan di orderan berikutnya. Kalau bintangnya jelek, maka kesan yang ditangkap pelanggan berikutnya akan kurang bagus ke pengemudi," kata Arman.

Menurut dia, pelanggan bisa saja mengira pengemudi telah melakukan pelayanan yang buruk atau bahkan berbuat jahat kepada pelanggan terdahulu.

"Seperti misalnya disangka pengemudi galak atau cara mengemudikan kendaraannya berbahaya. Jadi pelanggan bisa saja membatalkan pesanan jika melihat bintang si pengemudi itu jelek," jelas Arman.

Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarat Pusat, Rabu (11/3/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikan tarif ojek online untuk zona 2 atau wilayah Jabodetabek pada 16 Maret 2020. Kemenhub memutuskan untuk menaikan tarif batas bawah (TBB) ojol sebesar Rp 250 per kilometer (km) menjadi Rp 2.250 per km, dari sebelumnya Rp 2.000 per km.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarat Pusat, Rabu (11/3/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikan tarif ojek online untuk zona 2 atau wilayah Jabodetabek pada 16 Maret 2020. Kemenhub memutuskan untuk menaikan tarif batas bawah (TBB) ojol sebesar Rp 250 per kilometer (km) menjadi Rp 2.250 per km, dari sebelumnya Rp 2.000 per km.

Baik Hendy maupun Arman mengaku belum pernah mendapatkan penilaian buruk dari pelanggan selama bertahun-tahun menjadi pengemudi ojek online.

Namun Hendy bercerita, seorang kerabat di daerahnya, sempat mendapat nilai bintang 1 dari pelanggan. Perkaranya, makanan yang diantarkan tidak lengkap.

Padahal menurut Hendy, protes tersebut seharusnya dilayangkan kepada restoran, bukan kepada kurir yang bahkan tidak diizinkan membuka kemasan makanan pesanan.

"Kadang-kadang, makanannya ada yang kurang. Kita sebagai kurir kan tidak tahu itu makanannya kurang atau tidak. Karena makanannya sudah tersegel sebelum kami terima," tutur Hendy.

Baca juga: Pengakuan Driver Ojol di Cirebon yang Dimaki-maki Pelanggan: Saya Bingung Dimarahi Terus

Akibat peristiwa tersebut, kerabat Hendy pun mendapat bintang 1 yang berujung pada sanksi suspend.

"Teman saya di-suspend, tapi untungnya cuma satu hari karena performa selama ini bagus terus," kata dia.

Kendati demikian rekannya tersebut jarang mendapat pesanan setelah akunnya kembali aktif.

"Setelah aktif itu, akunnya jarang dikasih orderan lagi. Kasihan," imbuh Hendy.

Hendy berharap, mekanism rating bisa segera dievaluasi ke depannya. Sehingga rating tidak lagi menjadi momok bagi pengemudi dan tidak ada lagi orang yang merasa diperlakukan tidak adil.

"Harapannya ke perusahaan semoga ke depannya orderan masih bisa lancar biarpun sempat diberi bintang satu," harap Hendy.

"Selain itu, kepada pelanggan, masyarakat, tolong bisa lebih menghargai kepada kami pengemudi, karena kami di sini mencari rezeki," ucap Hendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com