Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Jabatannya sebagai Wali Kota Bogor Sisa 2 Tahun, Bima Arya Fokus Atasi Isu Lingkungan

Kompas.com - 15/02/2022, 18:30 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah fokus menjalankan program strategis yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, termasuk di dalamnya berkait masalah perubahan iklim.

Bima mengungkapkan, di sisa dua tahun masa jabatannya sebagai Wali Kota Bogor, ia akan terus fokus menyoroti isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim, salah satunya lewat kebijakan yang telah diterapkannya melalui Program Bogor Tanpa Kantong Plastik (Botak).

"Prioritas Pemkot ke depan di dua tahun yang tersisa dari masa bakti saya dan Pak Wakil, kami akan banyak fokus ke isu-isu ini, selain tentunya transportasi hijau, ruang terbuka hijau, dan isu-isu lingkungan lain," ungkap Bima, Selasa (15/2/2021).

Bima menuturkan, lewat Program Bogor Tanpa Kantong Plastik (Botak) yang berlaku di toko ritel modern dan pasar tradisional itu sukses mengurangi jumlah sampah plastik di wilayahnya.

Baca juga: Bentuk Pemimpin Masa Depan, Sekolah Bogor Raya Jadi Tuan Rumah HSA-MUN 2022

Tercatat, sejak diterapkannya kebijakan tersebut jumlah sampah plastik yang mampu direduksi cukup signifikan yaitu sebesar 10 persen dari total 2,5 ton per hari.

"Mayoritas sampah plastik di Kota Bogor itu berasal dari pasar," kata Bima.

Bima menjelaskan, melalui program atau kebijakan yang telah dijalankannya itu, baru-baru ini Kota Bogor telah mendapat predikat sebagai salah satu kota di Indonesia yang paling peduli terhadap perubahan iklim berdasarkan hasil riset yang dilakukan Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Selain Kota Bogor, ada empat kota lainnya yang turut mendapat predikat yang sama, yaitu Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Bandung, dan Kota Tanggerang," ujar Bima.

Sementara itu, Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB Suhono Harso Supangkat mengatakan, penilaian kota paling peduli terhadap perubahan iklim itu dilakukan secara khusus untuk mengetahui dukungan kota dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim.

Suhono menyebutkan, indikator yang menjadi tolok ukur riset antara lain dukungan penggunaan energi terbarukan, meminimalisir kendaraan, dan pengelolaan lingkungan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Bukti Perubahan Iklim Benar-benar Terjadi...

"Riset juga menilik soal substitusi energi, implementasi kendaraan hemat energi, penggunaan kendaraan umum, penambahan ruang terbuka hijau," kata Suhono.

Ia menyampaikan, indikator-indikator tersebut digunakan untuk melihat seberapa jauh suatu kota dapat mengelola berbagai sumber daya secara efektif dan efisien.

Selain itu, sambungnya, untuk menyelesaikan berbagai masalah serta memberikan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya.

"Sebuah kota menjadi objek riset karena dewasa ini urbanisasi masyarakat sudah tak terbendung. Akibatnya, kepadatan di perkotaan tak bisa dielakkan. Kepadatan di kota itu membuat kondisi gas karbon tidak terkontrol sehingga memengaruhi iklim," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com