JAKARTA, KOMPAS.com - Minyak goreng terus menjadi perbincangan hangat publik akhir-akhir ini. Bahan kebutuhan pokok itu harganya mahal dan sulit didapat.
Hal itu dirasakan oleh warga di seluruh daerah, termasuk di Ibu Kota. Pemerintah belum juga bisa memecahkan masalah ini meskipun sejumlah kebijakan sudah diambil.
Baca juga: Minyak Goreng Kembali Melimpah Saat Harganya Naik, Warga: Terbukti Bukan Emak-emak yang Timbun
Catatan Kompas.com, harga minyak goreng sudah mulai mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu. Kala itu harga minyak goreng kemasan bermerek sempat merangkak ke angka Rp 24.000 per liter.
Pemerintah pun akhirnya mengeluarkan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022.
HET minyak goreng curah ditetapkan Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Baca juga: Minyak Goreng Kembali Beredar, Warga Terpaksa Beli meski Harga Melonjak Drastis
HET yang berlaku mulai 1 Februari 2022 memang sempat membuat harga minyak goreng di pasaran turun. Hanya saja, ketika harga minyak goreng di pasaran sudah turun, keberadaan barang tersebut justru secara misterius lenyap.
Minyak goreng seharga Rp 11.500 hingga Rp 14.000 per liter di toko ritel, supermarket, pasar tradisional menjadi langka dan selalu cepat habis jika sewaktu-waktu ada pasokan datang. Kondisi itu terus terjadi sampai pertengahan bulan Maret.
Untuk mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng yang terjadi, pemerintah mencabut ketentuan mengenai HET yang sebelumnya berlaku.
Pada Selasa (15/3/2022) sore, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan harga minyak goreng kemasan tidak akan lagi diatur oleh pemerintah sebagaimana aturan sebelumnya, melainkan akan menyesuaikan dengan harga keekonomian.
“Sehingga tentu kita berharap bahwa dengan nilai keekonomian tersebut, minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional atau pun di pasar basah,” ujarnya.
Baca juga: Warga: Begitu Subsidi Dicabut Pemerintah, Minyak Goreng Langsung Berbaris Rapi di Etalase
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga mengumumkan pemerintah akan menyubsidi harga minyak goreng curah sehingga masyarakat bisa mendapatkannya dengan harga Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Sehari setelah pengumuman itu, Menteri Perdagangan M Lutfi pun lalu menerbitkan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 sebagai payung hukum.
Setelah pemerintah mengumumkan HET minyak goreng kemasan dicabut, stok minyak goreng pun langsung melimpah di pasaran, namun harganya kembali mahal.
Pantauan Kompas.com di salah satu supermarket kawasan Cideng, Jakarta Pusat, stok minyak goreng kini dapat dibeli dengan mudah oleh masyarakat. Namun harganya sudah mencapai 24.000 per liter.
Di supermarket kawasan Bekasi, stok minyak goreng juga melimpah namun harganya menembus hingga Rp 25.000 per liter.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Meroket Setelah Sempat Langka, Emak-emak: Merek Apa Saja yang Penting Beli!
Calon pembeli minyak goreng yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga tidak punya pilihan lain selain membeli kebutuhan pokok tersebut, meski dengan harga tinggi.
Untuk mengompensasi kenaikan harga, mereka pun memilih minyak goreng dengan merek yang tidak begitu terkenal, tetapi dijual dengan harga lebih murah.
Minyak goreng kemasan dengan merek Fitri, misalnya, dijual dengan harga Rp 23.195 per liter di salah satu swalayan di Bekasi.
Salah satu ibu rumah tangga bernama Nuri (47) mengatakan memilih untuk membeli minyak goreng bermerek Fitri karena harganya yang murah. Padahal, dia belum mengenal merek tersebut sebelumnya.
"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri kepada wartawan, Kamis (17/3/2022). Dia menilai, esensi minyak goreng sama apapun mereknya.
Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Pengusaha Catering Bingung Cari Untung
Ibu rumah tangga lain, Qori (45), mengaku rela berkeliling Bekasi hingga ke Jakarta untuk mencari minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau. Namun, dia tidak menemukan minyak goreng sesuai harga yang diharapkan.
"Ke Superindo di Bintara dan Jakarta juga sudah. Semua harganya segitu (sudah naik)," ujarnya.
Titin (32) warga Jakarta Selatan mempertanyakan mengapa stok minyak goreng kembali melimpah saat harga naik. Ia menilai fenomena tersebut menunjukkan bahwa ada pihak yang selama ini sengaja menimbun minyak goreng hingga menimbulkan kelangkaan.
"Jadi ini kayaknya memang ditunggu-tunggu supaya harganya naik dulu, baru dikeluarin semua," kata Titin kepada Kompas.com (17/3/2022).
Baca juga: Stok Minyak Goreng Aman di Pasar Rawa Jabon Meruya, tapi Harga Naik
Titin pun menilai, kembali melimpahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini membuktikan bahwa tak ada penimbunan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.
"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," kata dia.
Azizah (30) seorang ibu rumah tangga dan pengusaha jasa boga kecil-kecilan mengaku heran dengan keberadaan minyak goreng.
Azizah menuturkan, ia sempat mencari minyak goreng ke pasar swalayan pada Rabu (16/3/2022) siang, namun tidak ketemu.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Tinggi, Mendag: Ini Kesalahan Saya...
Tetapi sore hari setelah pemerintah resmi mencabut aturan HET, minyak dengan merek-merek terkenal langsung tersedia kembali di swalayan dekat kediamannya di Jatiasih, Bekasi.
"Enggak masuk akal, siang saya cari enggak ada (minyak goreng) sore pas pengumuman hargai dicabut langsung baris rapi itu minyak (di etalase)," kata Azizah kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2022).
Azizah juga kaget begitu melihat harga minyak goreng kemasan yang dijual saat ini melonjak drastis dibandingkan sebelum diberi subsidi. Ia mengaku berat untuk membeli minyak dengan harga kurang lebih Rp 50.000 untuk ukuran 2 liter.
"Bingung, mau naikkin harga (katering) takut enggak ada yang beli, enggak dinaikkin untungnya tipis banget," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.