Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas HET Minyak Goreng Dicabut, Penjual Pecel Ayam dan Gorengan Naikkan Harga Dagangan

Kompas.com - 21/03/2022, 13:32 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah telah mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng premium atau kemasan pada pekan lalu.

Hal tersebut membuat harga minyak goreng diserahkan kembali kepada mekanisme pasar.

Dicabutnya HET itu membuat harga minyak goreng kemasan kembali naik.

Baca juga: Jeritan Emak-emak hingga Pedagang Warteg Saat Harga Minyak Goreng Melejit...

Hal ini berimbas kepada beberapa pedagang di Depok, yang terpaksa menaikkan harga jual dagangannya.

Pedagang pecel ayam, Sri Wilasih (50) mengeluhkan naiknya harga minyak goreng kemasan berdampak terhadap harga penjualannya.

"Biasanya satu porsi pecel ayam Rp 15.000, sekarang naik Rp 1.000 jadi satu porsi Rp 16.000," kata Sri saat ditemui Jalan Raya Margonda, gang Pinang, Depok, Senin (21/3/2022).

Meski pernah mendapatkan minyak goreng dengan harga HET, tetapi ia kesulitan mendapatkannya karena stoknya cepat habis dan seringkali kosong.

"Pernah dapat (minyak goreng kemasan HET). Tapi kalau menurutku, enggak usah disubsidi yang penting minyak lancar dengan harga biasa" kata Sri.

"Ngapain disubsidi Rp 28.000 per 2 liter. Sementara minyak akhirnya enggak ada, langka gitu kan susah lagi nyarinya. Apalagi kayak saya yang buat jualan malah dibuat repot," sambung dia.

Baca juga: Minyak Goreng Curah Tak Diminati Warga: Dianggap Tak Higienis, Stok Juga Langka

Ia mengaku peniadaan subsidi minyak goreng kemasan oleh pemerintah tak berpengaruh selama minyak tersedia. Namun, ia berharap harga minyak goreng kemasan normal kembali meski HET telah dihapus.

"Enggak ngaruh, yang penting barang ada, tapi ya naiknya jangan keterlaluan. Lah kalau 2 liter sampai Rp 55.000 itu model kita orang jualan mau dapet apa," kata Sri.

Ditemui terpisah, Alip (18) pengusaha warkop mengaku menaikkan harga penjualan, khususnya gorengan seiring naiknya harga minyak goreng kemasan.

"Jadi berdampak sama penjualan. Harga gorengan terpaksa kami naikkan. Sebelumnya, satu gorengan harganya Rp 1.000, sekarang Rp 5.000 dapat empat gorengan," ucap dia.

Ia pun mengaku terpaksa menaikan harga jualnya lantaran harga minyak goreng kemasan mengalami kenaikan.

Baca juga: Pegadang Warteg Sepakat Naikkan Harga Makanan karena Minyak Goreng Mahal

"Mau enggak mau naikan harga, karena minyak goreng harganya naik," ujar Alip.

Alip berujar, sebelumnya ia membeli minyak goreng seharga semula Rp. 28.000 per 2 liter, kini menjadi Rp. 33.000 per 2 liter.

Meski demikian, Alip mengaku kala itu pernah mendapatkan minyak bersubsidi. Namun, hanya beberapa kali saja mendapatkannya.

"Minyak goreng naik dari Rp 28.000, sekarang sudah Rp 33.000 per 2 liter. Tadi pagi, beli di pasar tadi harganya Rp 33.000 per dua liter. Saya beli satu dus harga nya Rp Rp 230.000," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com