Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penangkapan Ujang Sarjana, Diduga Aniaya Preman yang Lakukan Pungli di Pasar Bogor

Kompas.com - 22/04/2022, 16:18 WIB
M Chaerul Halim,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Ujang Sarjana, seorang pedagang di Pasar Bogor ditahan oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Bogor Tengah, pada Senin (17/4/2022) lalu.

Ujang Sarjana dituduh telah melakukan penganiayaan terhadap salah satu terduga oknum preman berinisial A.

Kuasa hukum Ujang Sarjana Akhmad Hidayatullah membantah bahwa kliennya melakukan penganiayaan terhadap A.

Menurutnya, Ujang hanya berdebat dengan A saat sang preman meminta pungutan liar (pungli) kepada pedagang di Pasar Bogor.

Akhmad menjelaskan, kejadian bermula saat tiga orang oknum preman menghampiri lapak Ujang. Mereka bermaksud menjual minuman dengan harga yang tidak masuk akal.

Baca juga: Penangkapan Ujang Sarjana, Ditangkap karena Diduga Menolak Pungli lalu Keluarganya Mengadu ke Jokowi

"Kejadian terjadi pada tanggal 26 November 2021 dini hari. Saat Ujang dan keluarganya berjualan, datang tiga orang yang diduga sebagai oknum preman dengan maksud membagikan minuman yang harus dibayar dengan harga tidak wajar," ujar Akhmad dalam keterangan tertulis, Jumat (22/4/2022).

Tiga orang preman tersebut turut mengancam para pedagang yang tidak membeli minumannya. Mereka juga membawa senjata tajam, beber Akhmad.

"Tiga oknum preman berinisial J, A dan AK mengancam akan membacok para pedagang dengan mengeluarkan sebilah golok jika menolak membeli minuman yang diberikan oknum preman tersebut," ungkapnya.

Saat itu, kata Akhmad, Ujang menegur tindakan oknum preman tersebut. Namun, itu justru menyulur emosi para preman hingga timbul perselisihan.

Kala itu, salah satu oknum preman sempat ingin menyerang Ujang dengan senjata tajam. Namun, tindakan itu berhasil dilerai oleh keluarga dan para pedagang lainnya.

"Oknum preman berinisial J hendak menyerang Ujang dengan golok. Namun dihalang-halangi oleh pihak keluarga Ujang dan para pedagang lain. Melihat kalah jumlah, oknum preman tersebut mundur menjauh," ujar Akhmad.

Baca juga: Ujang Sarjana Ditahan Polsek Bogor karena Dituduh Aniaya Preman, Kuasa Hukum: Banyak Kejanggalan

Selang beberapa hari, Ujang dipertemukan dengan para oknum yang diduga preman tersebut oleh Babinmas dan pengurus RT setempat untuk mediasi.

Ditengah pertemuan, salah satu oknum berinisial A, memberikan hasil rontgennya dan meminta ganti rugi sebesar Rp 1,3 juta.

Merasa tidak pernah melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan, Ujang menolak permintaan oknum tersebut.

Kemudian, dua bulan terhitung setelah kejadian tersebut, Polsek Bogor Tengah mendatangi Ujang dan langsung melakukan penahanan terhadapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com