Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Pelajar dan Ibu-ibu di Kembangan Nonton Demo Masak Chef Sisca

Kompas.com - 31/05/2022, 19:45 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan siswa dari berbagai jenjang sekolah di Kembangan, Jakarta Barat, merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2022, pada Selasa (31/5/2022).

Anak-anak tersebut mengikuti sejumlah kegiatan edukatif dalam "Festival Ku Kira Ku Sehat" yang digelar Puskesmas Kembangan bersama Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) di RPTRA Kembangan, Jakarta Barat.

Lead Project Tobacco Control CISDI Iman Zein mengatakan, festival ini digelar untuk meningkatkan kesadaran anak usia sekolah dan ibu-ibu tentang gaya hidup sehat dan bahaya merokok.

Baca juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia: Berhenti Merokok dan Selamatkan Bumi

"Hari merupakan awal dari rangkaian acara kampanye terkait minuman berpemanis dalam kemasan dan bahaya merokok," kata Iman di acara tersebut, Selasa.

Iman mengatakan, acara ini menyasar ibu-ibu dan anak usia sekolah untuk memberikan edukasi dengan cara yang menyenangkan.

"Untuk anak-anak ada permainan tradisional yang dibalut dengan kuis-kuis terkait rokok dan HTTS 2022," jata Iman.

Baca juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Peserta CFD yang Bawa Rokok Diomeli

"Untuk ibu-ibu, ada demo memasak dan koki terkenal Ibu Sisca Soewitomo yang mengajak ibu-ibu di sini untuk lebih mengenal makanan yang sehat seperti apa," lanjutnya.

Selain itu, di acara ini juga disediakan temapt pemeriksaan kesehatan gratis, khususnya untuk memeriksa tekanan darah, gula darah, asam urat, dan hemoglobin.

Iman menjelaskan kampanye ini memang sengaja menyasar anak dan remaja, lantaran menurutnya industri rokok menargetkan remaja sebagai perokok pemula.

Selain itu, ia menilai baik rokok dan minuman dengan pemanis sama-sama memiliki dampak panjang dan baru akan terlihat di kemudian hari.

"Makanya kami ingin target pemasaran industri tersebut agar lebih teredukasi dan menyampaikan informasi tersebut ke teman-temannya," kata dia.

Lebih jauh, Iman berharap akan lebih banyak anak dan remaja yang menyadari bahaya rokok serta minuman dengan bahan pemanis.

"Selain itu, secara regulasi, kami juga berharap semoga kampanye ini bisa mendorong pemerintah terutama Kemenkeu, untuk menaikan tarif cukai tembakau dan mengenakan cukai untuk minuman berpemanis," tutup Iman.

Sementara itu, sejumlah peserta kegiatan dari SMP 207 Jakarta Barat, Azzahra (13), Annisa (14), Amelia (14), Rahma (13), mengaku senang mengikuti kegiatan yang penuh dengan hadiah dan permainan.

"Tadi ikut lomba cerdas cermat, ada tebak gaya juga. Dapat hadiah juga, macam-macam ada alat tulis, buku, paper bag," kata Annisa usai acara tersebut.

Selain itu, anak-anak juga mengaku nyaman lantaran acara digelar di taman RPTRA Kembangan yang penuh dedaunan.

"Senang ikut ini, adem. Lebih seru di sini dari pada di sekolah. Di sini juga banyak ketemu teman baru," kata Azzahra.

Dari acara tersebut, Amelia mengaku menjadi lebih mengerti terkait bahaya minuman berpemanis yang sebelumnya sangat ia sukai itu.

"Aku jadi tahu kalau enggak boleh kebanyakan minuman manis, takutnya diabetes. Atau penyakit lain yang belum diketahui, kayak penyakit menular TBC, sama jantung koroner, dan lain-lain," kata Amelia.

"Pokoknya rokok itu berbahaya banget. Jadi kita enggak boleh ngerokok," tambah Rahma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com