Bahkan, kata Herry, ada dua jemaah yang mengeluarkan investasi hingga miliaran rupiah. Herry menyebut dua orang itu membayar hingga Rp 6,3 miliar dan Rp 3,6 miliar.
"Dari 250 orang (investor), uang yang terkumpul waktu itu (mencapai) Rp 46 miliar," sebutnya.
Herry menyatakan, mereka berinvestasi di program Yusuf Mansur itu karena dijanjikan keuntungan. Menurut dia, keuntungan yang ditawarkan kepada setiap investor berbeda-beda, tergantung besaran investasi.
"Banyak keuntungannya, di atas 20 persen," tuturnya.
Kata Herry, keuntungan itu seharusnya didapatkan oleh para investor setiap bulan. Sebab, perusahaan batu bara yang diduga menerima investasi itu mengirimkan batu bara per bulan.
"Bukan (per tahun), tapi per bulan. Jadi per bulan ada proposal baru, begitu," ucapnya.
Herry juga menuturkan, salah satu investor, seorang ustaz berinisial NK, telah menjual rumah pada 2009 untuk ikut investasi batu bara milik Yusuf Mansur.
Dari hasil menjual rumah, NK mendapatkan uang Rp 700 juta. Kemudian NK mengalokasikan Rp 500 juta untuk berinvestasi ke Yusuf Mansur.
"Ada yang ekstrem, seperti Ustaz NK itu menjual rumahnya di tahun 2009, lalu laku Rp 700 juta. Terus yang Rp 500 juta diinvestasikan ke batu bara," ungkap Herry.
Baca juga: Yusuf Mansur Disebut Tak Bayarkan Keuntungan Investasi Batu Bara Selama 12 Tahun
Sementara itu, sisa Rp 200 juta digunakan NK untuk mengontrak.
Herry mengatakan, hingga hari ini, NK masih mengontrak. Bahkan, NK harus berpindah-pindah kontrakan karena uang investasi Rp 500 juta itu tak kunjung menghasilkan keuntungan hingga hari ini.
"Yang Rp 200 juta itu kan untuk ngontrak. Sampai hari ini, dari ngontrak ke ngontrak dan ditolong banyak orang. Uang Rp 500 juta itu hilang begitu saja," paparnya.
Selain itu, Herry menuturkan, ada salah satu investor yang mendapat keuntungan setelah berinvestasi sebesar Rp 3,6 miliar.
Akan tetapi, pembayaran keuntungan hanya terjadi sebanyak satu hingga dua kali. Setelah itu, investor tersebut tak lagi mendapatkan keuntungan apa pun.
"Ada yang (berinvestasi) Rp 3,6 miliar, itu sudah kembali (mendapat keuntungan) beberapa puluh juta," ungkap Herry.