Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pedagang Kambing Kurban di Ciputat, Tiga Hari Berjualan tapi Tak Satu Pun Laku

Kompas.com - 28/06/2022, 16:37 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dilema dirasakan beberapa pedagang sapi dan kambing musiman di Tangerang Selatan, kala mereka menjual hewan kurban di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Arif (45), misalnya. Sudah tiga hari berjualan, belum ada satupun kambingnya yang laku terjual. Setahun sekali dia menggelar lapak di Jalan Palapa, Kampung Cilalung, Serua, Ciputat, Tangsel.

"Kambingnya sampai (di lapak) Sabtu (25/6/2022) malam, Minggunya (26/6/2022) baru buka. Masih sepi, belum ada yang laku," ujar Arif kepada Kompas.com di lapak dagangan hewan kurban miliknya, Selasa (28/6/2022).

Berbeda dengan tahun lalu, kata dia, sudah ada hewan kurban yang terjual sejak hari pertama lapaknya dibuka.

Baca juga: 12 Sapi di Tempat Penjualan Hewan Kurban di Pasar Rebo Terindikasi PMK

Selain itu, Arif mengaku ada perubahan harga kambing dari tahun sebelumnya.

"Harga kambing naik biasanya tahun dulu Rp 2,5 juta sekarang Rp 2,7 - 2,8 tipe C paling kecil bobot 20-25 kg," jelas Arif, yang sudah dua tahun menggelar lapak kambing kurban.

Ia menyebut kenaikan harga terjadi karena pemasok dari peternakan kambing di Bogor, Jawa Barat, sudah menaikkan harga lebih dulu.

Selain masalah kenaikan harga jual kambing kurban, Arif menduga sepinya pembeli pada tahun ini tak lepas dari wabah PMK.

Menyikapi isu tersebut, Arif berujar, semestinya pelanggan tidak perlu khawatir. Sebab, peternakan tempat ia membeli kambing selalu melakukan perawatan rutin untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang mereka jual.

Baca juga: Sapi Terjangkit PMK di Tangerang Akan Dipotong Paksa jika Kondisinya seperti Ini...

Tahun ini, ada 20 ekor kambing di lapak Arif. Ia tidak mendatangkan sapi karena khawatir PMK lebih banyak menyerang sapi.

"Di sini kalau ada yang mesen sapi baru dicariin, ngambil sama teman. Langsung dari peternak dari daerah Bogor, enggak jauh, jadi enggak terkendala pengiriman," kata Arif.

Arif menjelaskan bahwa lapaknya sudah dilengkapi persyaratan surat keterangan memasukkan (SKM) dan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Karena itu, ia mengimbau pembeli agar tidak usah takut untuk membeli hewan kurban, terlebih kambing.

"Buat pembeli enggak usah khawatir, kita sudah ada suratnya dari dinas, biasa kita selalu dicek tiap tahun enggak ada masalah. Di tempat kita ngambil, perawatannya sudah terbaik, vitaminnya diperiksa terus, dijamin lah kita kambingnya sehat," ucap Arif.

"Misalnya ada yang beli terus belum waktunya kurban dia titip dimari kalau kambingnya mati, kita ganti kambingnya," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com