TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pedagang hewan kurban musiman di Tangerang Selatan bernama Arif (45) mengaku khawatir berjualan di tengah merebaknya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK).
Karena itu, ia mengurangi jumlah hewan kurban yang ia jual tahun ini.
Sebelumnya, pada 2021, Arif menjual hingga 50 ekor kambing. Akan tetapi, tahun ini ia hanya menjual setengahnya saja.
"Sedikit kambing yang dijual tahun ini, setengah dari tahun kemarin. Khawatir kondisi begini orang takut beli hewan kurban karena ada penyakit PMK, pada takut," ujar Arif saat ditemui di lapaknya di Jalan Palapa, Kampung Cilalung, Serua, Ciputat, Tangsel, pada Selasa (28/6/2022).
Baca juga: Curhat Pedagang Kambing Kurban di Ciputat, Tiga Hari Berjualan tapi Tak Satu Pun Laku
Selain itu, ia selalu berjualan mendekati Hari Raya Idul Adha 1443 H. Alasannya agar lebih hemat biaya untuk memberi pakan hewan kurban yang akan dijual.
"Jualannya selalu dua minggu mau Lebaran, ngaritnya susah sekarang nyari rumputnya atau umpannya, makanya mepet dua minggu jelang Idul Adha. Kalau lebih lama, biayanya lebih gede," kata Arif.
Ia mengaku dilema dengan penjualan yang menurun dari tahun kemarin. Sudah tiga hari berjualan, belum ada satu pun kambing yang laku terjual.
"Kambingnya sampai (di lapak) Sabtu (25/6/2022) malam, Minggunya (26/6/2022) baru buka. Masih sepi, belum ada yang laku," kata Arif.
Baca juga: Sapi Terjangkit PMK di Tangerang Akan Dipotong Paksa jika Kondisinya seperti Ini...
Berbeda dengan tahun lalu, Arief menyebutkan, sudah ada hewan kurban yang terjual sejak hari pertama lapaknya dibuka.
Selain itu, Arif mengaku ada perubahan harga kambing dari tahun sebelumnya.
"Harga kambing naik, biasanya tahun dulu Rp 2,5 juta, sekarang Rp 2,7 juta-Rp 2,8 juta tipe C paling kecil bobot 20-25 kg," kata Arif.
Ia menyebutkan, harga kambing naik karena pemasok dari peternakan kambing di Bogor, Jawa Barat, sudah menaikkan harga lebih dulu.
Baca juga: Pemkot Sebut Holywings Bekasi Tak Punya Izin Penjual Langsung Minuman Beralkohol
Selain masalah kenaikan harga jual kambing kurban, Arif menduga sepinya pembeli pada tahun ini tak lepas dari wabah PMK.
Menyikapi isu tersebut, Arif berujar, semestinya pelanggan tidak perlu khawatir. Sebab, peternakan tempat ia membeli kambing selalu melakukan perawatan rutin untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang mereka jual.
Arif menjelaskan bahwa lapaknya sudah dilengkapi persyaratan surat keterangan memasukkan (SKM) dan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
Baca juga: Program PTSL Gratis di Kota Bekasi Diduga Disusupi Praktik Pungli Jutaan Rupiah
Karena itu, ia mengimbau pembeli tidak usah takut untuk membeli hewan kurban, termasuk kambing.
"Buat pembeli enggak usah khawatir, kami sudah ada suratnya dari dinas, biasa kami selalu dicek tiap tahun enggak ada masalah. Di tempat kami ngambil, perawatannya sudah terbaik, vitaminnya diperiksa terus, dijaminlah kami kambingnya sehat," ucap Arif.
"Misalnya ada yang beli terus belum waktunya kurban, dia titip di mari. Kalau kambingnya mati, kami ganti kambingnya," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.