Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMP Negeri di Jakarta Diminta Guru Pakai Jilbab: Ditegur di Depan Kelas hingga Enggan Masuk Sekolah

Kompas.com - 02/08/2022, 12:38 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang Siswi SMP Negeri di Jakarta merasa tertekan akibat diminta guru di sekolahnya untuk memakai jilbab.

Siswi tersebut merasa disudutkan karena teguran untuk memakai jilbab itu disampaikan gurunya di depan anak-anak yang lain.

Hal tersebut terjadi pada seorang siswi SMP Negeri kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Siswi berinisial R (13), mengaku ditegur oleh gurunya lantaran tidak memakai jilbab.

Peneguran itu terjadi beberapa kali terhadap R.

"Salah satu guru tuh ngomongnya di depan kelas gitu. Jadi mungkin adik saya merasa disudutkan," kata kakak korban berinisial DN (24) dilansir dari TribunJakarta.com pada Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Dua Sekolah Negeri di Jakarta Diduga Paksa Siswi Pakai Jilbab

R mengaku tertekan dengan gurunya yang saban Senin dan Kamis mengajar kerap menegurnya.

Ada dua guru yang menegur R agar memakai jilbab.

"Namanya anak kecil, dia tuh nangkepnya kok gue kayak dipaksa pakai kerudung di sekolah," kata DN. 

Karena tertekan, R meminta DDN untuk membelikannya dua buah jilbab.

DN lalu curiga. Sebab, adiknya itu sehari-hari tak memakai jilbab.

"Saya heran dong loh kenapa? Kan kerudung dipakai hari Jumat aja, akhirnya dia ngaku cerita," ujar DN.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Sebut Siswi Dipaksa Pakai Jilbab ke Sekolah, Pemkot Jakbar: Tidak Ada!

Bahkan karena trauma kerap ditegur gurunya agar pakai jilbab, R sempat tidak mau bersekolah dengan berdalih ke DN bahwa dirinya sedang sakit.

"Hari Senin kemarin dia enggak masuk karena sakit. Pengakuan akhirnya dia bilang soalnya guru yang negor ngajar kelasnya setiap Senin dan Kamis," katanya.

DN pun akhirnya mendatangi sekolah R. Ia menceritakan hal yang tidak mengenakkan itu kepada wali kelas adiknya.

Wali Kelas R pun berjanji akan mengingatkan guru yang kerap menegur R agar tak lagi melakukan hal tersebut. 

"Katanya terimakasih atas evaluasinya. Nanti disampaikan ke guru yang bersangkutan," katanya.

Baca juga: SMA Banguntapan 1 Beri Klarifikasi soal Dugaan Pemaksaan Penggunaan Jilbab, Kepala Sekolah: Hanya Tutorial

DN sebenarnya menganggap teguran terhadap adiknya merupakan niat baik dari guru itu.

Namun, ia menyayangkan sikap guru itu yang menegur adiknya di depan siswa-siswi lain di dalam kelas.

"Niat gurunya mungkin baik, cuman kan namanya anak kecil dan bahasanya juga kurang enak jadi dia nangkepnya kayak dipaksa pakai jilbab," tambahnya.

Menurut DN, orangtuanya membebaskan anak-anaknya untuk memakai jilbab atau pun tidak.

Sebab, memakai jilbab atau tidak tergantung dari kesiapan orang itu.

"Dari diri adik saya belum mau. Saya muslim, ibu dan adik saya yang kedua pakai jilbab. Cuman kalau dalam diri dia belum mau kan enggak apa-apa. Toh ini bukan sekolah Islam tapi negeri," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Ditegur di Dalam Kelas, Cerita Siswi SMP di Pasar Minggu Tertekan Diminta Guru Pakai Jilbab"

,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com