Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunan Kalijaga, Kuasa Hukum Korban KDRT di Kembangan Kaget Lihat Tersangka Tak Ditahan dan Justru Dikawal

Kompas.com - 30/08/2022, 14:16 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Sunan Kalijaga mengaku kaget saat mengetahui tersangka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak ditahan di Polsek Kembangan, Jakarta Barat.

Sunan yang bertindak selaku kuasa hukum korban KDRT berinisial MMS (45), mengunggah video rekaman kekecewaannya melalui Instagram.

Video itu memperlihatkan rekaman dirinya sedang mengejar seorang polisi di Polsek Kembangan dan mempertanyakan mengapa tersangka bisa dipulangkan.

"Bagaimana rasanya korban perempuan yang sudah lima bulan bersusah-susah menanti proses keadilan, lalu dihadapkan bahwa tersangka bisa pulang setelah di BAP (berita acara pemeriksaan) dan dijaga oleh Kanit Polsek Kembangan," kata Sunan kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Kejari Kota Tangerang Hentikan Kasus Pencurian Besi Bekas dan KDRT dengan Restorative Justice

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sunan Kalijaga (@sunankalijaga_sh)

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan KDRT Seorang Perempuan oleh Pilot di Serpong

Sunan menceritakan bahwa dia mengetahui bahwa tersangka D tidak ditahan ketika timnya mengunjungi Polsek Kembangan bersama korban MMS, pada Senin (29/8/2022).

Selagi menunggu, Sunan melihat tersangka D, yang tidak lain adalah suami korban, keluar dari salah satu ruang polisi dan meninggalkan Polsek Kembangan.

"Sambil kami menunggu, ternyata tersangka sedang di-BAP. Selesai BAP, kami kaget melihat tersangka masuk ke ruangan Kanit. Ini demi Allah, demi Tuhan. Lalu tersangka keluar bersama pengacaranya, dan yang kami sangat kami sayangkan dikawal oleh Kanit Polsek Kembangan," kata Sunan.

"Kenapa saya bilang dikawal? Saya langsung pertanyakan (ke polisi tersebut), 'Kenapa enggak ditahan tersangka?', Kanit tidak bicara, dia diam saja, dia mengabaikan saya dan korban, dia langsung naik mobil, dia kawal. Saya punya bukti video," lanjut Sunan, menjelaskan isi video rekaman yang ia unggah melalui akun Instagramnya.

Baca juga: Diduga Lakukan KDRT dan Pakai Narkoba, Anggota Polda Metro Jaya Diperiksa Propam

Firzha Yuni Reka adegan pembunuhan Brigadir J turut mengundang perhatian warga sekitar


Sunan mengharapkan atensi Kepolisian Republik Indonesia berkait kesaksiannya ini.

"Korban saat ini, yang pasti syok ya. Melihat tersangka dengan gagahnya bersama pengacara, diikuti dari belakang oleh Kanit Polsek Kembangan naik mobil. Tidak lari loh, dia jalan santai naik mobil begitu juga Kanit. Saya pertanyakan apakah pantas di jam kerja seorang Kanit meninggalkan ruangan bersama tersangka dan jalan pergi pakai mobil bersama, tolong dijawab itu," pungkas dia.

Selain itu, Sunan juga berharap tersangka ditahan. Sebab, kliennya hingga saat ini takut kepada keberadaan tersangka.

"Harapannya pasti penahanan. Karena kami menanti dengan harap-garap cemas. Sampai saat ini, kami dapat membuktikan ibu ini (korban) ketakutan, sehingga ibu ini menggunakan jasa security untuk mengawal, karena ketakutan (kepada tersangka)," ungkap dia.

Sunan pun menceritakan, ketika kasus ini sebelumnya berakhir damai usai dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Namun peristiwa KDRT dinilai kembali terulang.

"Saat itu berdasarkan pertimbangan kekeluargaan, akhirnya berdamai. Namun, aaat ini terulang lagi. Kami hanya minta keadilan," kata Sunan.

Merespons unggahan Sunan yang viral tersebut, akun Instagram resmi @poldametrojaya, menjelaskan bahwa penahanan terhadap D tidak dilakukan lantaran tersangka masih tinggal bersama anak-anaknya.

"Tersangka dijadwalkan menjalani pemeriksaan terkait kasus tersebut. Harapan dari pelapor dan kuasa hukum, tersangka dilakukan penahanan. Namun dalam pertimbangan penyidik, tersangka tidak dilakukan penahanan dikarenakan kooperatif dan anak-anak masih ikut tinggal dengan tersangka. Untuk perkembangan kasus tersebut akan diupdate terus," jelas akun tersebut di kolom komentar unggahan Sunan Kalijaga.

Kronologi KDRT

Sementara itu, kasus KDRT yang menimpa MMS dilaporkan dilakukan oleh suaminya sejak tahun 2019 lalu. Tindakan itu dilakukan di rumah keduanya di Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat.

MMS menceritakan, suaminya kerap marah-marah usai memberi nafkah kepada keluarga. Keduanya telah menikah selama 26 tahun dan dikaruniai empat orang anak.

"Dia enggak rela ngebayarin saya makan, gitu. Jadi setiap dia habis bayarin makan itu marah-marah, gitu,'' kata MMS kepada wartawan, Juni lalu.

Selain itu, MMS mengaku beberapa kali dipukuli D dengan benda tumpul hingga menyebabkan memar. MMS heran, padahal, perekonomian suaminya tidaklah sulit.

''Waktu itu saya habis pergi sama anak, sampai rumah suami marah-marah. Mukulin saya, tangan saya dijepit, kepala saya dipukul. Terus waktu saya mandi lagi keringin rambut pakai hair dryer dipukul pakai hair dryer dua kali ke leher,'' kata MMS.

Bahkan, kata dia, suami pernah mengancam ingin membunuhnya.

"Dia (suami) suruh ART saya ngambil pisau buat ngebunuh dan mau dikubur di depan halaman rumah saya. ART saya jadi saksi suami ngomong begitu,'' pungkas MMS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com