Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Akan Bangun Pengelolaan Air Limbah Berkapasitas 240 Meter Kubik per Hari, Biayanya Rp 8,36 Triliun

Kompas.com - 23/09/2022, 17:57 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) zona satu.

Adapun instalasi IPAL yang akan dibangun ini memiliki daya tampung 240 ribu meter kubik per hari untuk mendukung sanitasi.

"Zona satu saat ini sedang tahap lelang ditargetkan mulai konstruksi pada 2023," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Dudi Gardesi dikutip dari Antara, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Kebakaran Besar Landa Gudang Limbah Kardus di Curug Tangerang

Adapun IPAL zona satu itu berada di kawasan Waduk Pluit dengan target melayani wilayah seluas 4.901 hektare.

Pembangunan ini meliputi kecamatan Tambora, Taman Sari, Gambir, dan Menteng. Selain itu, pembangunan juga menjangkau kecamatan Tanah Abang, Sawah Besar, Penjaringan, dan Pademangan.

Pemprov DKI menargetkan pembangunan IPAL tersebut mulai 2023 hingga 2027 dengan estimasi nilai pekerjaan mencapai Rp8,36 triliun.

Adapun sumber pembiayaannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau pinjaman Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan APBD DKI Jakarta.

Adapun sistem dalam IPAL merupakan pengaliran dan pengumpulan air limbah dengan sistem perpipaan dan interceptor.

Baca juga: PAL Jaya Teken Kerja Sama Pemanfaatan Lahan dengan PAM Jaya untuk Pengelolaan Air Limbah dan Jaringan Perpipaan

Selain Zona Satu, dalam jangka pendek zona enam juga sedang tahap penyusunan detail engineering design (DED) dan ditargetkan mulai konstruksi pada 2022 hingga 2028.

IPAL zona satu di Pluit dan zona enam di Duri Kosambi itu merupakan bagian dari pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) skala perkotaan dan terintegrasi dalam proyek Jakarta Sewerage System (JSS).

Dalam SPALD-T terdapat 15 zona termasuk zona nol di Jakarta berdasarkan rencana master pengelolaan air limbah DKI tahun 2012.

Sedangkan zona nol di Waduk Setiabudi saat ini baru beroperasi 4.320 meter kubik (m3) per hari dan IPAL Krukut sebesar 8.640 meter kubik per hari.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Dinas SDA DKI, 15 zona IPAL tersebut, yakni zona nol, zona satu, zona dua di kawasan Waduk Muara Angke dengan rencana kapasitas 21 ribu meter kubik per hari, dan zona tiga di Hutan Kota Srengseng dengan kapasitas 103.680 meter kubik per hari.

Baca juga: Saluran Air di Dekat Kantor Walikota Jakbar Berbau Busuk, Pemkot: Itu Limbah Detergen Warga

Zona empat dan sepuluh di kawasan IPLT Pulo Gebang berkapasitas 300 ribu meter kubik per hari dan zona lima di kawasan Waduk Sunter Utara dengan kapasitas 129.600 meter kubik per hari.

Zona Enam di Duri Kosambi dengan kapasitas 282 ribu meter kubik per hari, zona tujuh di Kamal Pegadungan dengan kapasitas 69.120 meter kubik per hari, dan zona delapan rencananya di Waduk Marunda dengan kapasitas 160 ribu meter kubik per hari.

Kemudian zona sembilan di Situ Rawa Rorotan sebesar 85.996 meter kubik per hari, zona 11 rencana di Waduk Ulujami 252.572 meter kubik per hari dan zona 12 di Kebun Binatang Ragunan 88.862 meter kubik per hari.

Selanjutnya, zona 13 rencana Waduk Kampung Dukuh sebesar 168.596 meter kubik per hari dan zona 14 Rencana Waduk RW 05 Ceger sebesar 98.763 meter kubik per hari.

Sementara itu, zona dua, lima dan delapan, termasuk target pembangunan jangka menengah yang saat ini sedang dalam proses kajian.

Baca juga: Pemkab Bekasi Beri Sanksi Perusahaan Pembuang Limbah Pencemar Lingkungan

Untuk zona tiga, zona tujuh, zona empat, zona sepuluh, zona sembilan, zona 11-14 masuk target pembangunan jangka panjang dan belum terdapat kajian perencanaan.

"Kegiatan pembangunan target menengah dan panjang menyesuaikan ketersediaan dana, dikarenakan kondisi keuangan Pemprov DKI masih terdampak pandemi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com