Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAL Jaya Teken Kerja Sama Pemanfaatan Lahan dengan PAM Jaya untuk Pengelolaan Air Limbah dan Jaringan Perpipaan

Kompas.com - 29/08/2022, 17:09 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Daerah Pengelolaan Air Limbah Jaya meneken kerja sama pemanfaatan lahan dengan Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya.

Kerja sama ini dilakukan untuk instalasi pengelolaan air limbah dan jaringan perpipaan di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

"Kami mendukung dan membuka diri terhadap gagasan positif yang dapat mendorong kemajuan Jakarta sebagai kota global terutama melalui ketersediaan akses air minum perpipaan serta sanitasi yang aman dan berkualitas," kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin dikutip dari Antara, Senin (29/08/2022).

Baca juga: Menjelang Berakhirnya Kerja Sama dengan Swasta, PAM Jaya Promosikan Investasi demi Kejar 100 Persen Layanan SPAM

Adapun kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Arief bersama Direktur Utama Perumda PAL Jaya Aris Supriyanto.

Berdasarkan kerja sama itu, nantinya PAL Jaya akan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan jaringan perpipaan di Cilandak, Jakarta Selatan, yang merupakan lahan milik PAM Jaya dengan skema sewa.

Kerja sama itu bertujuan untuk mencegah pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan derajat kesehatan melalui penyediaan akses sanitasi aman serta berkontribusi dalam pemenuhan suplai air baku air minum.

Direktur Utama Perumda PAL Jaya Aris Supriyanto mengatakan IPAL yang nantinya dibangun, selain untuk mencegah pencemaran lingkungan, juga diharapkan untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan.

Baca juga: Kondisi Air Tanah di Jakarta Kritis, PAM Jaya Targetkan Layanan SPAM 100 Persen pada 2030

Kerja sama ini juga menjawab kebutuhan kemudahan dan efisiensi operasional serta memastikan kualitas air hasil olahan sesuai dengan baku mutu yang berlaku.

Selain dapat dikembalikan dengan aman ke badan air Kali Krukut, kata Aris, air hasil olahan lanjutan dari IPAL milik PAL Jaya itu juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penyediaan air baku bagi PAM Jaya.

"Tak lupa IPAL juga didesain dengan tampilan yang menarik, menerapkan prinsip bangunan hijau sehingga diharapkan dapat mengubah pandangan khalayak ramai akan keberadaan IPAL sehingga dapat menyatu dengan lingkungan sekitar," tutur Aris.

Adapun IPAL ini akan dibangun di area seluas 2.910 meter persegi di lokasi IPA menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).

IPAL ini nantinya memiliki kapasitas pengolahan air limbah sebesar 6.000 meter kubik per hari dan mampu melayani hingga 112.665 Populasi Ekuivalen (PE).

Baca juga: Ini Rencana PAM Jaya terhadap Pelanggannya Setelah Kerja Sama Swastanisasi Air Berakhir pada 2023

Pembangunan IPAL rencananya mulai awal tahun 2023 dan akan terbagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama membangun kapasitas pengolahan 4.000 meter kubik per hari dan jaringan pipa air limbah sisi selatan. Tahap kedua, membangun kapasitas pengolahan 2.000 meter kubik per hari dan jaringan pipa air limbah sisi utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com