Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Dugaan Penipuan Jual-Beli Emas di Kebayoran Lama Dihentikan, Pelapor Minta Klarifikasi

Kompas.com - 26/09/2022, 20:30 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial MA (68) mendatangi Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Selatan, pada Senin (26/9/2022) siang.

MA bermaksud meminta klarifikasi soal perkembangan kasus dugaaan penipuan jual-beli emas yang dia laporkan pada 5 Februari 2021.

Dugaan penipuan itu ia alami ketika membeli emas di salah satu toko kawasan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Namun, kuasa hukum MA, Ficky Achmad menuturkan, polisi menghentikan penyelidikan pada 21 September 2022 dengan alasan tidak ditemukan unsur pidana.

Baca juga: Jual Beli Emas Digital Makin Diminati, Ini Saran Pengamat Sebelum Lakukan Investasi

"Pada 5 Februari 2021 laporan, pada 21 September 2022 itu terbit surat penghentian penyelidikan dengan dasar tidak ditemukan unsur pidana. Atas dasar itu kita mengajukan permohonan klarifikasi," ujar Ficky, saat ditemui di Polres Jakarta Selatan, Senin.

Dugaan penipuan yang dialami MA bermula saat ia hendak menjual emas seberat 66,9 gram pada September 2020. Adapun emas itu dibeli MA pada 2010.

Ketika hendak menjual, pihak toko menghargai perhiasan emas dalam bentuk kalung itu jauh dari nominal pembelian senilai Rp 20.700.000.

MA saat itu akhirnya menolak untuk menjual. Ia berkeinginan mencoba menjual di toko emas lain.

"Saat itu toko pembelian pertama menawarkan harga jauh dari pembelian, ada potongan ini itulah sebesar 25 persen. Akhirnya ibu ini mau menjual di toko lain," kata Ficky.

MA kemudian menawarkan emas itu ke toko lain. Namun beberapa toko menolak dengan tidak memberikan alasan yang jelas hingga menyarankan untuk dijual di toko tempat pertama kali membeli.

"Pada Desember 2020 ibu ini akhirnya cek uji emas saat pameran emas di Pondok Indah. Di situ disebutkan emas yang itu tidak semuanya emas, ada campuran," ucap Ficky.

Baca juga: Fakta Penipuan Jual Beli Emas Antam di Facebook, Harga Lebih Murah, 300 Orang Jadi Korban

Pada Januari 2022, MA kemudian kembali mendatangi toko emas tempat pembelian pertama kalung tersebut. Namun saat dijelaskan soal kadar emas tersebut, pegawai toko emas selalu berkelakar.

"Sempat kita dimediasi oleh petugas keamanan di ITC Permata Hijau, tapi tidak ada titik temu. Malah dia (toko) itu menantang kalau mau lapor polisi, lapor saja," kata Ficky.

Lantas, MA melaporkan kasus dugaan penipuan itu ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/206/II/2021/RJS hari Jumat tanggal 05 Febuari 2021.

"Atas dasar itu kita melaporkan ke Polres Jaksel, tapi itu ternyata mangkrak perkaranya. Tapi tadi kami sudah bertemu Wakapolres Jaksel, mereka menyatakan akan melanjutkan penyelidikan lagi," ucap Ficky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com