JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah mengungkap dugaan mengapa air tanah di Jakarta Utara tercemar bakteri escherichia coli atau E. coli.
Bakteri ini menyebabkan diare atau infeksi saluran pencernaan.
Menurut Ida, bakteri itu muncul karena jarak tangki septik atau wadah pengolahan limbah cair dari kloset terlalu dekat dengan sumber pengambilan air tanah.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Perhatikan Masalah Air Tanah yang Tercemar E.coli
Hal ini terjadi karena permukiman penduduk yang terlalu padat.
"Antara septic tank dengan pengambilan air tanah ini jaraknya lumayan dekat. Nah ini yang menjadi salah satu penyebabnya," tutur Ida melalui sambungan telepon, Selasa (27/9/2022).
Ida mengetahui bahwa air tanah di Jakarta Utara tercemar E. coli berdasar laporan yang ia terima.
"Air tanah itu dia punya bakterinya yang luar biasa. Di Jakarta, terutama di Jakarta Utara," kata dia.
Baca juga: Audit Investigatif Dinilai Perlu untuk Cari Penyebab Trotoar Ambles di Puspemkot Tangerang
Anggota Fraksi PDI-P itu menyebutkan, pencemaran bakteri dapat berdampak pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah.
Anak-anak dapat menderita stunting atau kurang gizi kronis jika terlalu sering mengonsumsi air yang tercemar E.coli.
"Dampak daripada bakteri E. coli yang tinggi ini kepada anak-anak kita, salah satu dampaknya adalah stunting. Nah ini sayang kalau Gubernur (DKI Jakarta) tidak memperhatikan ini," tutur Ida.
Berdasarkan temuan itu, Ida meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI segera membuat saluran khusus pembuangan limbah cair.
Selain itu, pemprov dinilai perlu membuat saluran air perpipaan dari Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya secara merata di Jakarta Utara agar warga tak lagi menggunakan air tanah.
Baca juga: Baznas Siapkan Rp 8,6 Miliar untuk Bedah Rumah di Jakarta Barat
"Saya sih berharap Penjabat Gubernur (DKI Jakarta) yang akan datang betul-betul melihat, memperhatikan, bahwa air kita itu luar biasa (tercemar)," tutur Ima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.