Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Siapkan Strategi agar Lokasi PKL di Kota Tua Ramai Pengunjung

Kompas.com - 28/09/2022, 19:41 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Kota Jakarta Barat merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua masih menuai penolakan. Penyebabnya, sejumlah PKL menilai lokasi berdagang yang disediakan pemkot sepi pengunjung.

Pemkot menyiapkan dua lokasi untuk PKL yakni di Kota Intan dan gedung lama milik Kementerian Keuangan. Adapun jarak antara Kota Intan dan kawasan Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta sekitar 400 meter.

Baca juga: Rencana Relokasi PKL di Kota Tua Masih Menuai Penolakan

Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPUKM) Jakarta Barat, Iqbal Idham menuturkan, pemkot telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan pengunjung di lokasi PKL.

Salah satunya, pemkot menjadikan Kota Intan sebagai salah satu pintu gerbang kawasan wisata Kota Tua dengan membuat kantong parkir pengunjung.

"Tahun ini kita berupaya secara sistematis agar Kota Intan menjadi pintu masuk kawasan Kota Tua. Lokasi binaan telah menjadi kantong parkir. Jadinya, pengunjung harus parkir di Kota Intan, barulah mereka berjalan masuk ke Kota Tua," kata Iqbal, saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Selain itu, Iqbal menuturkan, arus lalu lintas juga akan diatur, sehingga pengendara juga dapat melintasi kawasan Kota Intan.

"Rekayasa lalu lintas yang mendukung agar arus kendaraan pengunjung melewati Kota Intan," kata Iqbal.

Kemudian, kata Iqbal, pemerintah akan menggelar berbagai acara hiburan di Kota Intan.

"Seperti hari ini ada pagelaran angklung, besok-besok juga akan terus kita aktivasi panggung hiburan untuk menarik minat pengunjung," kata Iqbal, di Kota Intan, Tamansari, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Alasan Puluhan PKL Kota Tua Jakarta Tolak Direlokasi, Ingin Jualan di Tempat Ramai

Sementara, sejumlah pedagang yang berjualan di Kota Intan mengaku bahwa pengunjung di sana tidak seramai di dalam kawasan Kota Tua.

Namun, pedagang banjir rezeki ketika ada rombongan wisatawan yang datang menggunakan bus pariwisata.

"Enggak melulu sepi kok, masih ada pengunjungnya, cuma enggak banyak. Baru kelihatan banyak kalau ada rombongan yang turun dari bus pariwisata," kata salah satu pedagang kaus cendera mata yang enggan disebutkan namanya, Senin (26/9/2022).

Nasir (49), pedagang topi dan sandal di Kota Intan, menyarankan agar pemerintah membuat peta wisata dan mengarahkan Kota Intan sebagai tujuan wisata belanja.

"Kalau bisa sih pengunjung itu diarahkan ke Kota Intan. Misalnya, kalau sudah selesai jalan-jalan, diarahkan ke sini. Atau nanti di perjalanan menuju sini, ada spot-spot foto jadi ramai juga jarak antara Kota Intan dan Kota Tua," saran Nasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com