Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerebek Asrama Pekerja Migran Ilegal, BP2MI Temukan 161 Orang Dijanjikan Bekerja di Arab Saudi

Kompas.com - 30/09/2022, 13:13 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek asrama pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (29/9/2022) malam.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani menuturkan, penggerebekan dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan tentang adanya asrama ilegal yang menampung ratusan PMI untuk dipekerjakan ke Arab Saudi.

"Informasi ini kami dapat dari teman-teman lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kami temukan ada kurang lebih 161 orang perempuan yang dijanjikan semuanya ke Arab Saudi," kata Benny di lokasi, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Polisi Gerebek Rumah di Pamulang Terkait Dugaan Perdagangan Orang

Penyaluran PMI tersebut dianggap melanggar hukum karena sejak 2015, Pemerintah Indonesia sudah melakukan moratorium penempatan pekerja rumah tangga di wilayah Timur Tengah, termasuk ke Arab Saudi.

Hal ini karena banyaknya kasus kekerasan seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan perdagangan orang dari satu majikan ke majikan lain yang dialami oleh pekerja migran Indonesia.

Benny mengatakan, korban yang berada di asrama tersebut berusia 18-45 tahun. Beberapa dari mereka bahkan ada yang berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Lampung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: Perampok Toko Emas di Mal Serpong Ditangkap, Polisi Temukan 2 Pistol dan Peluru Tajam

Dalam menjalankan operasinya, penyalur mengiming-iming korban mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi, diterbangkan secara cepat, dan diurus segala dokumen pekerjaannya.

Selain itu, sebelum dibawa ke penampungan, para pekerja itu juga diberikan uang mulai dari Rp 5 juta-Rp 10 juta agar mereka terikat dengan pihak penyalur.

"Penyalur memberikan uang VIT sebesar Rp 5 juta-Rp 10 juta padahal itu uang ikatan, setelah itu mereka dibawa ke penampungan," ujar Benny.

Benny menuturkan, semua dokumen resmi yang dijanjikan juga hanya iming-iming semata. Para korban yang sudah ditampung itu akan disalurkan tanpa dokumen bekerja yang tercatat di Imigrasi.

Baca juga: Polisi Periksa Karyawan dan Teman Lesti Kejora sebagai Saksi Kasus KDRT oleh Rizky Billar

Korban akan diberikan dokumen visa dan paspor dengan tujuan berwisata. Namun, setelah tiba di Arab Saudi, mereka justru disalurkan sebagai pekerja rumah tangga.

"Mereka (korban) akan menggunakan visa turis, visa kunjungan, atau visa umroh, tapi sesungguhnya mereka bekerja," tutur Benny.

Pihak BP2MI merasa prihatin terhadap seratusan lebih perempuan yang diduga kuat merupakan korban dari praktik perdagangan orang tersebut.

Adapun rencananya, 161 orang yang berhasil diselamatkan akan didata terlebih dahulu, lalu dikembalikan ke keluarganya masing-masing.

"Kami tinggal menunggu sejauh mana proses mereka dimintai keterangan, setelah dianggap cukup, mereka sudah bisa kami pulangkan ke daerah asal mereka," tutur Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com