DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pembina kegiatan rohani kristen (rohkris) di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 2 Depok, Mayesti Sitorus, menjelaskan duduk perkara mengapa isu diskriminasi di sekolahnya bisa beredar luas.
Mayesti mengatakan, mulanya, dia membagian sebuah foto murid-murid yang mengikuti kegiatan rohani ‘Saat Teduh’ tengah duduk di tangga sekolah.
Siswa-siswi tersebut disebut sedang menunggu petugas sekolah membukakan pintu salah satu kelas untuk digunakan sebagai ruangan berkegiatan ‘Saat Teduh’.
Sebelumnya, ada salah satu ruangan yang rutin digunakan untuk kegiatan di hari Selasa hingga Jumat pagi itu.
Namun, secara tiba-tiba ruangan itu tidak bisa digunakan sehingga pengikut rohkris harus mengungsi ke ruangan lain.
“Saya yang foto dan kirim ke grup. Kami punya grup alumni rohkris,” ujar Mayesti.
Baca juga: Pengakuan Pembina Rohkris SMAN 2 Depok yang Foto Siswa di Tangga hingga Timbul Isu Diskriminasi
Dia mengaku tidak tega terhadap anak-anak yang terkatung karena tidak memiliki ruang khusus untuk berkegiatan rohani.
"Namanya hati nurani, karena (kejadian itu) sering terjadi. Harapan saya tetap ada (kelas saat teduh), tapi enggak ada tempatnya," kata Mayesti.
Foto itu ternyata diunggah oleh aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Andreas Harsono ke akun Twitternya, sehingga menjadi viral.
Namun, dalam keterangannya, Andreas menyebutkan bahwa murid-murid dilarang menggunakan ruang kelas untuk berkegiatan rohani.
Murid-murid SMAN2 Depok dilarang pakai ruang kelas buat kegiatan Rohani Kristen. Mereka pakai tangga atau lorong sekolah. Kepala sekolah ancam murid yang berikan keterangan kepada media akan dapat sanksi https://t.co/MXmMLUVjoN pic.twitter.com/DO5CQGkgpp
— Andreas Harsono (@andreasharsono) October 7, 2022
Baca juga: Bantah Diskriminasi Kegiatan Rohani Kristen, Ini Penjelasan Kepala SMAN 2 Depok
Kepala Sekolah SMAN 2 Depok Wawan Ridwan menegaskan tidak ada tindakan diskriminasi di sekolahnya.
"Tidak ada praktik diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMAN 2 Depok, seluruh aktivitas kegiatan keagamaan sudah terfasilitasi dengan baik oleh sekolah," kata Wawan dalam keterangan resminya, Jumat (7/10/2022).
Wawan menjelaskan, ruangan yang biasa dipakai untuk kegiatan rohani kristen sedang dialihfungsikan untuk menampung seragam baru bagi para siswa.
Oleh karena itu, pihak sarana prasarana menginfokan pemindahan ruang kegiatan rohkris kepada petugas kebersihan dan seorang siswa pada Kamis (29/9/2022).
Namun, sehari kemudian ternyata petugas kebersihan telat membukakan pintu ruangan, sehingga membuat siswa menunggu di lorong ruang pertemuan.
Baca juga: Jalan Pramuka Raya Depok Banjir 50 Cm, Petugas Belum Terlihat di Lokasi
"Pada saatnya kegiatan akan dimulai, petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan, sementara siswa rohkris sudah datang," ujar dia.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa foto yang beredar itu bukan karena siswa dilarang menggunakan ruangan untuk kegiatan rohani.
Namun, mereka tengah menunggu petugas kebersihan untuk membukakan pintu.
"Kejadian yang sebenarnya adalah para siswa sedang menunggu dibukakan pintu oleh petugas yang memegang kunci ruangan pertemuan," ujar Wawan.
(Penulis : M Chaerul Halim/ Editor : Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.