Heru juga meminta izin work from home (WFH) atau bekerja dari rumah diberikan kepada pekerja ketika kantor yang beroperasi di wilayah rawan banjir diprediksi akan terjadi hujan deras.
"Kita bisa imbau melalui wali kota misalnya, kalau banjir itu genangan di Pejaten misalnya, Pak Wali Kota bisa imbau untuk WFH," kata Heru.
Larang wali kota cuti
Dalam kesempatan itu, Heru juga meminta para wali kota di Jakarta untuk tidak mengambil cuti selama musim hujan.
"Hari ini kita memasuki musim hujan. Saya minta kepada seluruh jajaran para wali kota untuk tidak mengambil cuti, untuk tidak keluar kota," tutur Heru.
Hal ini dilakukan agar para wali kota bersiaga menghadapi musim hujan. Ia lalu bercerita bahwa dirinya sangat jarang mengambil cuti.
Bahkan, kata Heru, dia hanya pernah mengambil satu kali cuti pada 2005.
Baca juga: Heru Budi Larang Wali Kota di Jakarta untuk Cuti, Selama...
Saat itu, eks Wali Kota Jakarta Utara itu sedang melaksanakan ibadah haji.
"Mulai masuk pegawai sampai hari ini tidak pernah (cuti), kecuali cuti naik haji (tahun) 2005," tutur Heru.
Ingin bangun public trust
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, apa yang dilakukan Heru Budi mengumpulkan sulur-sulur birokrat itu untuk membangun public trust di lingkungan Pemprov DKI.
Sebab, kata Trubus, para aparatur sipil negara (ASN) DKI yang bekerja dengan Heru saat ini merupakan orang-orang dari gubernur sebelumnya, Anies Baswedan, dan Sekretaris Daerah DKI Marullah Matali.
"Pak Heru sadar bahwa masuknya dia itu, resistensi internal itu cukup tinggi. Karena orang-orang yang duduk sekarang, itu kan semuanya di bawah naungan Sekda atau orangnya Pak Anies," kata Trubus saat dihubungi, Selasa malam.
Baca juga: Perhatian Khusus Pj Gubernur Heru Budi terhadap Permasalahan Sampah di Jakarta
Trubus melanjutkan, Heru ingin membuat semacam inovasi dengan jabatannya sebagai Pj Gubernur DKI yang hanya dua tahun.
"Jadi ini persepsi publiknya ini adalah upaya untuk membangun public trust," kata Trubus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.