"Kalau infeksi pasti menular. Karena infeksi itu bisa virus, bakteri, jamur, parasit. Bisa influenza, adenovirus, parainfluenza, Covid-19, leptospirosis, shigella, e coli, itu menular," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan cara penularan infeksi antara lain melalui pernapasan maupun fekal oral.
Artinya, patogen penyebab penyakit bisa masuk ke mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang terkontaminasi. Kemudian, orang yang terpapar akan terinfeksi penyakit.
Gejala gagal ginjal akut misterius
Dalam kesempatan itu Ngabila turut membeberkan sejumlah gejala yang patut diwaspadai, yakni gangguan saluran pencernaan seperti nyeri perut, diare, mual, muntah dapat disertai batuk, pilek, dan demam.
Dikatakan oleh Ngabila, jika demam tidak turun dalam 2-3 hari, dan gejala tidak membaik setelah diberikan obat dokter maka pasien perlu diperiksakan kembali.
"Red flag atau batas kita harus waspada dan hati-hati kalau memang sudah ada gejala awal gangguan ginjal seperti (frekuensi) kencingnya berkurang," sebut Ngabila.
Baca juga: Puskesmas di DKI Buka Layanan Pemeriksaan Gagal Ginjal Akut Gratis
Di satu sisi, frekuensi anak buang air kecil yang lebih jarang bukan hanya tanda bahaya. Sebab sedikit urine yang keluar, dan warna urine pekat juga menjadi pertanda bahwa anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.
"Saya rasa kalau sudah bengkak badan, penurunan kesadaran itu sudah terlambat," imbuhnya.
Para orangtua pun diimbau untuk memperhatikan apabila anaknya mengalami gejala yang terindikasi gagal ginjal akut misterius, sehingga anak bisa ditangani dengan lebih cepat.
"Intinya jangan ragu, ketika anak kita menunjukkan tidak ada tanda-tanda perbaikan langsung bawa ke puskesmas," tuturnya.
Pasien yang diduga mengalami gagal ginjal akut misterius, nantinya bisa diperiksa fungsi darah lengkap, untuk melihat penyebab infeksi.
Mencegah penularan gagal ginjal akut misterius
Berkaitan dengan cara mencegah gagal ginjal akut misterius pada anak, dirinya menyarankan pola hidup bersih dan sehat.
Ngabila meminta agar para orangtua memperhatikan kebersihan anak-anaknya, termasuk mencuci tangan dan menggunakan masker.
"Jaga jarak, tetap higienis, dan yang paling penting kalau di sekolah menjaga ventilasi udara tetap baik terutama di indoor," imbuhnya.
Baca juga: Dinkes: 75 Persen Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius di Jakarta adalah Balita
Hingga kini, lanjut Ngabila, Dinkes bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyelidiki penyebab penyakit tersebut.
Kedua instansi berkoordinasi membuat pedoman, yang mudah dipahami masyarakat terkait gangguan ginjal akut misterius. Pasalnya, masih belum diketahui secara pasti penyebab penyakit ini.
"Dari Kemenkes sebenarnya sudah mengeluarkan pedoman juga pertengahan bulan Oktober kemarin, keputusan Dirjen Yankes tentang alur tata laksana dan diagnosis. Artinya jika ditemukan kasus seperti ini, harus dikontrol," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.