JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 300 suporter sepak bola menggelar aksi damai saat car free day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2022) pagi.
Dalam aksi tersebut, mereka meminta agar tragedi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, diusut tuntas.
Aksi itu digelar oleh suporter gabungan dari berbagai pendukung tim.
"Kalau kasus 135 (korban) ini belum tuntas, kami yakin ya stadion akan sepi," ujar perwakilan Aksi Suporter Damai, Ubaydillah, di Bundaran HI, Minggu pagi.
Ubaydillah menambahkan, pihaknya juga meminta Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatannya.
Tuntutannya itu relevan karena Iriawan lah yang berada di pucuk pimpinan organisasi sepak bola di Indonesia.
"Anda yang punya peraturan, Anda yang punya sistem," kata Ubaydillah.
Korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan diketahui bertambah menjadi 135 orang.
Terbaru, Farzah Dwi Kurniawan (20), meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Minggu (23/10/2022) malam.
Anggota Tim Gabungan Aremania (TGA), Anwar mengatakan bahwa Farzah menjalani perawatan di RSSA Malang usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
"Benar, meninggal kemarin (Minggu) malam, tentu ini menjadi duka bagi kami," kata Anwar, Senin (24/10/2022).
Baca juga: PSSI Putuskan Gelar KLB: Tragedi Kanjuruhan, Rekomendasi TGIPF, hingga Desakan Persis-Persebaya
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menegaskan bahwa penyebab utama jatuhnya banyak korban dalam tragedi Kanjuruhan adalah tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribune.
Hal itu dia sampaikan sebagai respons terhadap rekonstruksi tragedi Kanjuruhan yang dilakukan di lapangan Mapolda Jatim, Rabu (19/10/2022).
"Kami tidak tahu kenapa di rekonstruksi tidak ada (adegan) gas air mata (yang ditembakkan ke tribune), tetapi bagi Komnas HAM penyebab utama tragedi Kanjuruhan merupakan gas air mata yang ditembakkan ke tribune penonton," kata Choirul Anam, Jumat (21/10/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.