JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mulai membenahi segala permasalahan yang kerap melibatkan bus transjakarta seperti kecelakaan lalu lintas dan pelecehan seksual.
PT Transjakarta mengerahkan 1.800 petugas untuk mencegah dan menangani pelecehan seksual dan membuat pelatihan khusus pramudi untuk meminimalisir angka kecelakaan.
Dampak baik dari pembenahan tersebut, PT Transjakarta mengeklaim kasus kecelakaan pada bus transjakarta mengalami penurunan sejak 2020.
"Accident rate Transjakarta mengalami penurunan di dua tahun terakhir, termasuk tiga kuartal 2022," kata Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta Yoga Adiwinarto pada kegiatan diskusi yang dilakukan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2022).
Yoga mengungkapkan, tingkat kecelakaan atau accident rate diukur per 100.000 kilometer perjalanan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum.
Yoga menyebutkan, pada tahun 2019 kasus kecelakaan Transjakarta mengalami penurunan sebesar 2,68 persen.
"Accident rate rata-rata mengalami penurunan dari 2,68 persen di 2019, turun ke 1,82 persen di 2020 bahkan sampai 0,51 persen di tahun 2022 kecelakaan," ucap Yoga.
Baca juga: PT Transjakarta Berencana Ubah Rute Buntut Bus Hampir Tertabrak KRL di Halimun
Menurut Yoga, saat ini jajarannya telah mengerahkan 1.800 petugas untuk mencegah dan menangani pelecehan seksual yang kerap terjadi di halte dan bus.
"Kami ada hire petugas di sana, di atas bus, terus semua itu kan fokusnya adalah untuk mencegah dan fokus penanganan pelecehan seksual," ujarnya.
Langkah lainnya untuk mencegah pelecehan seksual, PT Transjakarta membuat saluran siaga atau hotline 112 dan pos pengaduan Pos Sahabat Anak dan Perempuan (POS SAPA) yang tersedia di sejumlah halte.
Saluran itu bisa dipakai untuk melapor bisa melihat atau menjadi korban pelecehan seksual.
Selain itu, PT Transjakarta kembali mengoperasikan layanan bus pink yang diperuntukkan secara khusus bagi pelanggan wanita.
Baca juga: Heru Budi Ingatkan PT Transjakarta Utamakan Keselamatan Buntut Bus Hampir Tertabrak KRL
Sepanjang tahun 2022 ini, kata Yoga, telah ada 10 bus pink yang kembali beroperasi.
"Jadi penambahan (bus pink) bukan seiring dengan maraknya kasus, tapi itu lebih ke penekanan dan banyaknya pelanggan, mobilitas yang ada," katanya.
PT Transjakarta berencana membuat pelatihan untuk pramudi bus transjakarta dalam bentuk sertifikasi standar kompetensi kerja (SKK).
Yoga mengatakan, pelatihan khusus bagi pengemudi bus transjakarta bertujuan untuk memberikan kompetensi tambahan bagi pramudi agar mereka dapat mencegah kecelakaan lalu lintas.
"Karena selama ini baru ada SKK untuk bus (secara umum) saja, yang dilatih tidak serta merta untuk bus transjakarta. Misalnya bagaimana dia di jalur seperti apa, di rute bagaimana, bahkan sampai teknologi untuk tombol-tombol," ungkap dia.
Namun, kata Yoga, rencana tersebut masih dalam proses pengajuan ke Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Baca juga: Pengamat: Harus Ada Perubahan Radikal di Transjakarta
Selain itu, PT Transjakarta dibantu oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam menyusun pedoman SKK khusus pengemudi bus transjakarta.
"Sedang kami ajukan untuk SKK khusus yang nanti akan didaftarkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Itu nanti semua pengemudi Transjakarta harus mengikuti sertifikasi dengan SKK khusus," ujar Yoga.
Menurut Yoga, pelatihan tersebut meliputi cara mengemudikan bus transjakarta sesuai prosedur yang benar.
"Ada penambahan SKK khusus pengemudi Transjakarta. Misalnya penggunaan instrumen-instrumen misalnya tombol pintu lalu juga ada rem tangan dan lain-lain," ucap Yoga.
"Bukan hanya menyetir tapi bisa penggunaan bus seperti apa," sambung dia.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengapresiasi langkah-langkah PT Transjakarta dalam menanggulangi rentetan-rentetan peristiwa yang berdampak pada berkurangnya kualitas pelayanan bus transjakarta.
Menurut dia, pembenahan tersebut dapat dikatakan berhasil karena telah terbukti turunnya tingkat kecelakaan atau accident rate sejak dua tahun terakhir.
"Berdasarkan datanya, infonya sudah turun angka kecelakaan dibandingkan dengan tahun lalu, ini artinya sebuah proses dari Transjakarta," ujar Djoko saat dikonfirmasi, Selasa.
Selain itu, Djoko berujar, insiden kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta dalam beberapa waktu terakhir ini bukan sepenuhnya faktor kelalaian dari pramudi bus transjakarta.
"Kalau saya lihat datanya itu lebih ke perilaku pengguna jalan misal seperti menyeberang jalan sembarangan dan yang lain sebagainya," ungkap dia.
Kendati demikian, Djoko tetap memberikan pesan kepada PT Transjakarta agar pelatihan khusus yang diberikan untuk pramudi bus transjakarta dapat rutin dilakukan.
"Perlu pelatihan rutin walaupun sudah biasa mengemudi itu rutin harus ada pelatihannya, tujuannya saling mengingatkan saja minimal sebulan sekali," kata Djoko.
"Harus ada pelatihan setiap bulan nanti hasil evaluasinya dikemukakan dan dari hasil pelatihan itu dapat dijadikan sebagai bahan rujukan," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.