Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Gandeng Psikologi Forensik dalam Kasus Kematian Keluarga di Kalideres, Pakar: Untuk Kaji Tingkah Laku dan Mental Korban

Kompas.com - 22/11/2022, 11:40 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melibatkan tim dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk menyelidiki penemuan satu keluarga yang tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat.

Pakar Ahli psikologi forensik yang juga dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Reza Indragiri Amriel, berpandangan langkah ini menjadi penting untuk mengusut penyebab kematian keluarga misterius tersebut.

"Psikologi forensik ini untuk mengkaji tingkah laku dan proses mental individu-individu di ranah hukum," ujar Reza kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Lakukan Otopsi Psikologis, Ahli Kaji Buku-buku Milik Keluarga Tewas di Kalideres

Menurut Reza, penyelidikan dengan psikologi forensik ini perlu dilakukan karena pihak yang berkaitan dengan peristiwa sudah meninggal.

Maka, kata Reza, kondisi mereka semasa hidup, termasuk kemungkinan penyebab kematian, bisa ditelisik lewat otopsi psikologis.

"Itu artinya, informasi dari keluarga, tetangga, teman, bacaan, dan sumber-sumber data lainnya akan dikaji dan dibuat sintesisnya," ujar Reza.

Berdasarkan keterangan berbagai pihak, Reza mengatakan sebagian besar mengatakan keluarga tersebut memiliki kepribadian tertutup dan menjadi penyebab masalah.

Kendati demikian, Reza belum mau menyimpulkan hal tersebut. Menurut dia,tidak menutup kemungkinan bahwa keengganan bersosialisasi itu merupakan akibat. Hal ini terlihat dari bentuk pagar keluarga tersebut yang tertutup rapat.

Baca juga: Anak dari Keluarga di Kalideres Masih Berikan Susu hingga Sisir Rambut Ibunya yang Sudah Jadi Mayat

"Kenapa pagar bisa setinggi itu? Apakah sebagian warga merasa kampung mereka bukanlah kampung yang aman. Maka masuk akal warga enggan bersosialisasi," ucap Reza.

Dengan demikian, Reza berpandangan, keengganan keluarga itu untuk bersosialisasi tidak bisa dijadikan kambing hitam pangkal masalah tersebut.

"Kuncinya adalah polisi memastikan ada tidaknya perbuatan pidana di balik kematian empat orang tersebut," ucap Reza.

Pengurus Apsifor Indonesia Nathanael Sumampouw menjelaskan, otopsi psikologis dilakukan untuk mengidentifikasi profil psikologis dari masing-masing korban.

"Bagaimana interaksi mereka satu sama lain, termasuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar atau anggota keluarga besar yang mengenal mereka," ujar Nathanael, Senin (21/11/2022).

Selain itu, lanjut Nathanael, otopsi psikologis juga dilakukan untuk mengenali karakter khas dan pola tingkah laku dari keempat anggota keluarga yang meninggal itu.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Keluarga Tewas di Kalideres: Dian dan Budiyanto Hidup Bersama Mayat...

Menurut dia, informasi yang didapatkan akan sangat penting dan bisa menjadi petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap misteri tewasnya satu keluarga di Kalideres.

"Kami juga mencoba untuk mengenali apa ciri psikologisnya, karakter khas dari masing-masing anggota keluarga tersebut, pola tingkah lakunya, karena ini menjadi data yang penting untuk kami memahami mengenai kasus ini," ungkap Nathanael.

Kronologi Penemuan 4 Mayat

Empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi terlentang di sofa ruang tamu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com