Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Sebar Hoaks Apartemen Ancol Mansion Retak Usai Gempa Cianjur, BPBD Tidak Membela Diri

Kompas.com - 24/11/2022, 21:25 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menanggapi tudingan pengelola Apartemen Ancol Mansion soal berita bohong adanya keretakan usai gempa Cianjur.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, petugas BPBD hanya melakukan tugasnya untuk mengecek informasi keretakan bangunan pasca-gempa Senin (21/11/2022) lalu.

"Sebenarnya saya enggak bela diri, silakan saja Ancol Mansion bilang kami salah atau enggak, karena menurut saya lebih baik ada tim bangunan yang bisa mengkaji," ucap Isnawa saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Petugas, lanjut dia, hanya melihat sekaligus mengecek keretakan pada bangunan di lokasi setelah mendapatkan informasi.

Karenanya, BPBD, segera mendatangi lokasi yang disebut retak. Namun, dia menegaskan bahwa BPBD bukanlah institusi ahli yang bertugas mengkaji bangunan.

Baca juga: Imbas Gempa di Cianjur, 4 Titik di Apartemen Ancol Retak

"Karena kemarin dari teman media sudah viral Ancol Mansion (mengalami keretakan), makanya kami segera turun ke sana mengecek," tutur Isnawa.

"Jangan sampai tidak ada institusi yang memberikan statement walaupun sebenarnya kami akui BPBD lebih kepada mitigasi bencana, bukan masalah bangunan retak atau mau roboh," sambung dia.

Isnawa menyatakan tidak ada pihak yang melaporkan dampak keretakan pada gedung di Jakarta setelah gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Namun, informasi adanya retakan tersebut membuat BPBD lekas bergegas ke lokasi.

"Kami kan hanya lihat retakan, kan, kami enggak tahu sebelumnya ada retakan atau enggak," jelas Isnawa.

Baca juga: Bantah BPBD DKI, Pengelola: Apartemen Ancol Mansion Bukan Retak akibat Gempa Cianjur

Dia berujar, informasi adanya retakan bersumber dari pengelola. Sehingga, pihaknya langsung merilis informasi tersebut kepada masyarakat.

"Kalau pun kami merilis itu akibat gempa pasti kan kami bersumber dari pengelola. Kami tanya pengelolanya, kan enggak mungkin BPBD membuat statement sendiri," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua pengurus P3SRS Apartemen Ancol Mansion Eddi berujar, keretakan yang disebutkan oleh BPBD sebetulnya sudah ada sejak lama, bukan karena gempa Cianjur sebagaimana disebutkan BPBD.

"Ada pecah rambut itu dilihat adalah peninggalan sebelum kami take over. Di-take over pada bulan Maret, sebelumnya dipegang oleh ASG, itu sudah ada," kata Eddi saat ditemui Kompas.com di Apartemen Ancol Mansion, Rabu (23/11/2022).

Retak rambut tersebut terjadi di dinding non-struktur bangunan. Keretakan apartemen akibat gempa Cianjur sebagaimana keterangan BPBD DKI Jakarta, lanjut Eddi, dapat dipastikan tidak benar.

Baca juga: Pengelola Apartemen Ancol Mansion Tuding BPBD Sebar Hoaks Terkait Keretakan Gedung Pasca-gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com